Karyawan Memilih Resign Bila Harus WFO, Apa Alasannya? Ini Kata Survei

Tentry Yudvi Dian Utami - Minggu, 26 September 2021
Banyak orang akan resign bila WFO
Banyak orang akan resign bila WFO People photo created by tirachardz

Parapuan.co  - Tak terasa sudah setahun lebih kita menjalankan work from home untuk antisipasi bertambahnya kasus Covid-19.

Namun, seiring perjalanan waktu, beberapa sektor pun sudah menjalankan WFO (Work From Office).

WFO pun nantinya akan kembali dilakukan bila pandemi Covid-19 sudah berkurang atau bahkan menghilang dari Indonesia.

Bila sudah begitu, kita pun harus mengubah kebiasaan bekerja kembali, dari WFH menjadi WFO.

Baca Juga: WFH Bikin Perempuan Karier Stres, Atasi dengan Cara Ini, Apa Saja?

Sebagian orang mungkin gembira dengan kabar ini, tapi sebagian juga tampak nyaman dan ingin WFH.

Ya, melansir Kompas.com, hal ini pun terlihat dari survey dari Harvard Bussiness Review, yang mengatakan kalau karyawan di Amerika Serikat rata-rata menginginkan kerja dari rumah 2,5 hari dalam seminggu. 

Ini lantaran banyak karyawan sudah nyaman bekerja dari rumah

"Keinginan untuk bekerja dari rumah dan mengurangi perjalanan pulang pergi semakin kuat seiring pandemi yang terus berlanjut, dan banyak dari kita menjadi semakin nyaman dengan interaksi manusia jarak jauh," tulis hasil survei tersebut.

Tak hanya itu, 80 persen masyarakat di AS juga ingin bekerja dari rumah setidaknya sehari dalam satu minggu. 

Sementara, 8,3 persen ingin bekerja dari rumah 1 hari dalam seminggu, 13,9 persen memilih dua hari per minggu, dan 13 persen 3 hari per minggu.

33,3 persen lainnya memilih kerja dari rumah lima hari per minggu.

Survei yang dilakukan dari Juni-Juli ini juga menemukan bahwa 40 persen karyawan di AS akan berhenti kerja dan mencari pekerjaan baru bila diminta WFO.

Dari hasil survei itu juga mengungkapkan bahwa perempuan yang sudah memiliki anak kecil sangat menghargai bekerja dari rumah.

Bila memang nantinya WFO sudah kembali, bukan tak mungkin kalau banyak ibu pun memilih resign dan mencari pekerjaan dari rumah.

Baca Juga: Terlalu Lama di Depan Layar Bikin Sakit Kepala? Ini 6 Cara Mencegahnya

"Ini akan memperburuk masalah yang sudah mendesak di banyak organisasi yang berjuang untuk mempekerjakan dan mempertahankan wanita berbakat dan manajer minoritas," tulis survei.

Oleh sebab itu, survei ini menyarankan para pemimpin dan perusahaan untuk melihat kebutuhan karyawannya serta beradaptasi dengan permintaan pasar.

"Pada tahun 2021, memerintahkan karyawan kembali ke kantor untuk bekerja secara penuh berisiko adanya penyerbuan bakat terbaik ke saingan yang menawarkan pengaturan kerja hibrida," ungkapnya.

Pemimpin dan perusahaan bisa melihat gaya kerja Apple, mereka menerapkan sistem kerja 3 hari kerja dari kantor dan 2 hari kerja dari rumah.

Kerja dari kantor hanya untuk rapat, bertemu dengan klien, pelatihan, dan sosialisasi.

Sementara pekerjaan yang dilakukan dari rumah hanya untuk analisa data, membaca, dan pertemuan virtual.

Namun, tentu saja, perusahaan harus menemukan model kerja yang sesuai dengan nilai mereka.

"Jadi, berpikirlah dua kali sebelum memerintahkan karyawan kembali ke kantor lima hari seminggu. Jangan menjadi studi kasus Harvard Business School berikutnya tentang bencana manajerial," tulis HBR.

Kalau kamu sendiri lebih baik WFH atau WFO, nih?(*)