Mengenal Morning After Pill, Alat Kontrasepsi Darurat yang Kerap Dianggap Sebagai Obat Aborsi

Maharani Kusuma Daruwati - Senin, 30 Agustus 2021
Morning after pill atau kontrasepsi darurat untuk cegah kehamilan
Morning after pill atau kontrasepsi darurat untuk cegah kehamilan freepik.com

Parapuan.co - Memiliki anak atau keturunan mungkin adalah kebahagiaan bagi setiap pasangan suami istri.

Namun, ada pula pasangan yang masih ingin menunda memiliki momongan.

Atau mungkin hanya ingin memiliki satu atau dua anak saja cukup sehingga mereka harus merencanakan kehamilan dengan baik.

Merencanakan kehamilan bisa dilakukan dengan bantuan alat kontrasepsi.

Namun, tak sedikit perempuan atau pasangan suami istri yang aktif melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi.

Padahal, penggunaan alat kontrasepsi dapat membantu mencegah kehamilan yang tidak direncanakan atau menjaga jarak antara kehamilan sebelumnya dengan kehamilan berikutnya.

Untuk itulah ada alat kontrasepsi yang dibuat untuk mencegah kehamilan yang sudah direncanakan.

Baca Juga: Sebelum Menggunakan, Ketahui Plus Minus Metode Kontrasepsi Koyo KB

Sehingga kamu dan pasangan bisa melakukan hubungan seksual tanpa merasa takut akan 'kebobolan'.

Berbagai jenis alat kontrasepsi yang ada di Indonesia pun cukup beragam.

Mulai dari IUD Hormonal, implan, suntik, pil KB, hingga alat yang sekali pakai seperti kondom.

Namun, ada satu lagi jenis alat kontrasepsi yang tak banyak diketahui orang.

Alat kontrasepsi ini bisa langsung digunakan pasca melakukan aktivitas seksual.

Salah satu alat pencegah kehamilan ini biasa disebut kontrasepsi darurat atau morning after pill.

Pasalnya kotrasepsi darurat ini merupakan pil yang dikonsumsi jika terdapat kegagalan kontrasepsi saat berhubungan seksual, misalnya lupa minum pil KB.

Bisa juga digunakan ketika suami lupa menggunakan pengaman seperti kondom ketika berhubungan atau kondom yang digunakan ternyata pecah atau berlubang.

Menurut penjelasan Perkumpulan Keluarga Berecana Indonesia (PKBI), pil darurat ini efektif mencegah kehamilan hingg 58-95%.

Sehingga, Kawan Puan tak perlu khawatir atau panik setelah lupa berhubungan seks tanpa pengaman.

Kawan Puan bisa menggunakan pil darurat ini bila merasa takut mengalami kehamilan setelah melakukan hubungan yang tidak terproteksi.

Pil ini berfungsi paling baik jika diminum maksimal 72 jam pertama setelah melakukan hubungan seks, setelah hubungan seks yang tidak berpengaman.

Kontrasepsi darurat tidak disarankan sebagai metode kontrasepsi rutin. 

Baca Juga: Mengenal Soal Difabel dan Disabilitas, Apakah Perbedaannya?

Mengutip dari Mayo Clinicmorning after pill ini  dimaksudkan untuk kontrasepsi cadangan saja, bukan sebagai metode utama pengendalian kelahiran. 

Morning after pill atau pil kontrasepsi darurat mengandung levonorgestrel (Plan B One-Step, Aftera, lainnya) atau ulipristal acetate (ella).

Hal ini sejalan dengan keterangan Aditya Anugrah Putra, Head of Manager DKT Indonesia, menurutnya penggunakan pil ini tidak dilakukan secara reguler.

Seperti namanya yang disebut pil kontrasepsi darurat, pil ini digunakan hanya untuk tujuan darurat.

Siapa saja yang bisa menggunakan alat kontrasepsi jenis ini?

Lebih lanjut Aditya menjelaskan bahwa alat kontrasepsi ini bisa digunakan untuk pasangan yang sudah menggunakan alat kontrasepsi lain namun terjadi kegagalan.

Seperti jika ada pasangan yang melakukan hubungan seks dan kondom yang digunakan kemudian rusak atau terlepas.

Atau ketika kamu lupa mengonsumsi pil KB-nya selama 2 hari berturut-turut, Kawan Puan bisa menggunakan pil kontrasepsi darurat.

"Jadi biasanya begini, yang jelas kan ini namanya kan kontrasepsi darurat ya, jadi  mereka yang sudah berkontrasepsi tapi dalam kondisi darurat harus pakai. Target utamanya adalah mereka yang reguler, yang sudah biasa menggunakan kontrasepsi reguler terus kemudian lupa. Nah itu kemudian terus bisa pakai postpill (kontrasepsi darurat)," ujar Aditya Anugrah Putra, Rabu (2/10/20219), seperti dikutip dari Nakita.id.

 

Atau alat kontrasepsi darurat ini juga bisa digunakan oleh para korban kekerasan seksual seperti pemerkosaan.

"Terus yang kedua, korban tindak kekerasan seksual itu juga sangat dianjurkan immidietly gitu. Misalnya terjadi kekerasan seksual, pemerkosaan, itu sebaiknya immidietly korban itu diberikan emergency contraseption," jelas Aditya.

Penggunakan pil kontrasepsi darurat ini lebih cepat dilakukan lebih baik.

Karena pil ini hanya efektif selama 3 hari setelah berhubungan seksual.

Akan tetapi, pil darurat ini juga cukup sulit didapatkan karena tak sembarang dipasarkan seperti kondom.

Bahkan beredar stigma di masyarakat bahwa pil darurat ini adalah obat aborsi.

Meski begitu, pil ini bukanlah pil aborsi ya, Kawan Puan.

DKT Indonesia menjelaskan bahwa pil hormon ini tidak bisa digunakan untuk aborsi.

Pasalnya, seperti dikutip dari Mayo Clinic, pil ini tidak dapat mengakhiri atau menghentikan kehamilan yang sudah ditanamkan.

Baca Juga: Waktu yang Tepat Gunakan Kontrasepsi Darurat Guna Cegah Kehamilan Tak Direncanakan

Pil ini bekerja dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium sehingga tidak terjadi pembuahan.

Kontrasepsi darurat adalah pilihan yang efektif untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan seks tanpa kondom, tetapi tidak seefektif metode kontrasepsi lain dan tidak direkomendasikan untuk penggunaan rutin. 

Juga, pil kontrasepsi darurat bisa gagal bahkan dengan penggunaan yang benar, dan pil itu tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi menular seksual.

Penggunaan pil ini juga bisa memberikan efek samping.

Mengutip dari NHS, efek samping yang diberikan setelah penggunaan pil antara lain seperti mual muntah, pusing, kelelahan, sakit kepala, kembutan payudara, perdarahan yang lebih berat saat menstruasi, hingga kram.

Kontrasepsi darurat ini tidak disarankan untuk kamu yang sudah mengetahui bahwa dirinya sedang hamil.

Pil ini juga tidak dianjurkan untuk ibu menyusui.

(*)

 

Sumber: Mayo Clinic,Nakita,NHS
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Calon Ibu Perlu Tahu, Ternyata Ini Perbedaan USG 2D, 3D, dan 4D