Jarang Disadari, Ini Kalimat Pemberi Semangat yang Justru Beracun

Saras Bening Sumunarsih - Jumat, 16 Juli 2021
Ilustrasi mendukung teman perempuan
Ilustrasi mendukung teman perempuan Pheelings Media

Parapuan.co - Rasanya wajar bila memberikan kalimat semangat untuk menyemangati teman yang sedang dalam situasi sulit.

Tapi, rupanya tak semua kalimat semangat itu memberikan kalimat positif, lho, Kawan Puan.

Tanpa disadari, ada juga banyak kalimat semangat yang justru toxic positivity.

Ini adalah salah satu bentuk Toxic positivity, di mana seseorang dipaksa berpikiran positif di tengah kesedihan dan kesulitan yang sedang dialami.

Toxic positivity membuat orang takut berpikir negatif, takut bercerita pada orang lain, mengisolasi diri, dan meningkatkan risiko stres serta kecemasan.

Berdasarkan rilis yang diterima oleh PARAPUAN, berikut 5 semangat yang merupakan toxic positivity dan bisa kita coba hindari:

Baca Juga: Toxic Friendship, Kenali 4 Tanda Kamu Berada dalam Persahabatan Beracun

“Masih ada yang lebih susah daripada kamu”

Ungkapan ini membuat teman atau kerabat yang bercerita merasa diremehkan atas masalah yang sedang dialami.

Kamu tidak mengetahui seberapa besar usaha atau pun perjuangan mereka serta hal yang mungkin memperparah kondisinya.

Untuk itu, akan lebih baik jika kamu memberikan semangat pada mereka dengan memghargai perjuangan mereka

“Sudah, jangan terlalu dipikirkan”

Saat seseorang berusaha bercerita padamu, itu artinya dia berusaha untuk menyingkirkan pikiran itu dengan membagikannya.

Tidak masuk akal jika kamu menjawab jika apa yang mereka alami tidak perlu dipikirkan.

Akan lebih baik jika kamu mengatakan pada meraka jika kamu adalah orang yang bisa mereka percaya.

Kamu akan bersedia kapanpun mereka membutuhkanmu.

“Sudah, jangan sedih terus. Mellow banget.”

Mengatakan hal ini berarti menutup mata bahwa teman atau sahabat sedang mengalami masalah dan mempercayai kamu sebagai teman bercerita.

Ini akan membuat mereka merasa sedih dan bahkan merasa sendirian.

Daripada mengatakan hal semacam itu, alangkah lebih baik jika kamu berusaha untuk membuat mereka lebih tenang.

“Masih mending, kalau aku…”

Kompetisi bisa terjadi dimana saja, termasuk siapa yang paling sengsara.

Tidak heran jika kalimat ini bisa menjadi andalan saat seseorang menceritakan kesedihannya untuk menunjukkan bahwa dia bukan yang paling sengsara.

Padahal, hal ini hanya membuat kesedihan menumpuk dan tidak divalidasi.

Baca Juga: Jenis-jenis Toxic People dalam Pertemanan yang Perlu Kamu Hindari

Kesedihan bukanlah soal persaingan, dan orang yang sedang bercerita tidak ingin berkompetisi dengan siapapun.

Kamu bisa membalasnya dengan pelukan atau mengiyakan bahwa apa yang sedang mereka hadapi berat.

“Kamu pasti bisa kok, enggak sulit ini.”

Kalimat ini sering muncul dengan niat membantu dan menguatkan, namun sadarkah kamu jika sebenarnya kalimat ini toxic positivity?

Kata ‘enggak sulit ini’ berarti melihat dari kacamata kamu sendiri dan tidak mempertimbangkan kondisi orang itu.

Bisa jadi dia tidak memiliki sumber daya seperti yang kamu miliki, serta pengalaman berbeda dari yang sudah kamu lalui.

Memberikan semangat atas kesulitan yang dialami memang perlu dilakukan.

Namun, kamu juga perlu memperhatikan apakah itu termasuk toxic positivity atau bukan. (*)