Perempuan Punya Kendali dalam Mewujudkan Mimpi, Saya Tidak Ingin Apapun Menghalangi Proses Perwujudannya

Rizka Rachmania - Selasa, 15 Juni 2021
Ilustrasi tipe perempuan pengelola dalam menggapai mimpi
Ilustrasi tipe perempuan pengelola dalam menggapai mimpi marchmeena29

Kalau ditanya soal mimpi, setiap perempuan pasti punya impian.

Tapi kalau saya sendiri, saya punya mimpi yang bisa dibilang juga keinginan sepanjang hidup, yakni tidak ingin nyusahin orang.

Ya, saya tidak ingin menyusahkan atau merepotkan orang lain di sekitar. Saya ingin, apa yang saya inginkan atau ingin raih, harus dari usaha sendiri.

Saya pun tidak mau masalah dalam hidup membebani orang di sekitar.  Pada intinya, saya tidak ingin buat orang lain repot.

Bisa dibilang juga kalau saya ini perempuan yang self-oriented atau mengutamakan diri sendiri dan menempatkan diri sendiri sebagai orientasi mimpi-mimpi saya.

Dimulai sejak lulus kuliah, saya mulai setting goal untuk menjadi seorang yang sukses, lebih dari orang tua saya yang seorang karyawan pabrik.

Baca Juga: Pengabdi, Tipe Perempuan yang Mengandalkan Perasaan dan Mengutamakan Orang Lain dalam Menggapai Mimpi

Saya pun mulai melakukan pekerjaan pertama saya di sebuah pabrik industri makanan. Saya bekerja sebagai leader quality control di pabrik industri makanan pada tahun 2013.

Pekerjaan saya tidak bisa dibilang mudah. Saya pernah menjalani pekerjaan shift, yang salah satu shift-nya adalah masuk jam 11 malam dan selesai di jam 7 pagi.

Saya bahkan pernah bekerja 12 jam lebih selama shift. Itu semua saya lakukan karena ingin sukses, punya uang banyak, dan memuaskan diri sendiri.

Beberapa tahun berikutnya, berkat kerja keras dan tekad untuk membuktikan diri pada orang tua bahwa saya mampu bekerja dan berkarier dengan usaha sendiri, saya naik jabatan jadi supervisor. Saya pun bekerja lebih keras lagi.

Hingga kemudian mama sakit. Saat Mama sakit itulah, saya mulai punya goal yang lebih jelas yakni menjadi seorang manajer sebelum usia 30 tahun.

Saya bilang pada mama, “Mama harus sehat, Mama harus sembuh biar bisa lihat saya jadi manajer.”

Penulis:
Editor: Rizka Rachmania