Trauma Masa Lalu Menjadi Pemicu Kesuksesan Seseorang

Ratu Monita - Rabu, 9 Juni 2021
Ilustrasi trauma
Ilustrasi trauma

Dan saat itu pula, seseorang justru menjadi tidak ingin bertahan dalam pekerjaan tetapi tidak tahu tujuan yang ingin dicapai.

Bahkan, tidak tahu apa yang membuat bahagia, atau apa yang membuat dirinya puas, dan timbul pemikiran bahwa menjadi sesuatu yang kurang sempurna dan sukses dalam pekerjaan yang "baik" adalah kegagalan.

Ditambah, saat kita mulai menyadari bahwa uang yang dihasilkan adalah bentuk validasi dan perlindungan, hal ini menjadi semakin berat.

Banyak dari kita memiliki masa kecil yang mungkin tidak beruntung, sehingga sulit untuk mengekspresikan diri yang sebenarnya.

Sebagai contoh, mereka yang ditelantarkan oleh orang tua, mendapatkan tindakan pelecehan atau pengabaian, atau paling parahnya memiliki orang tua yang memaksa ke jalan tertentu tanpa mendengar atau melihat pendapat kita sebagai anai.

Baca Juga: Ternyata Trauma pada Anak dapat Mempengaruhi Kesehatan di Masa Depan

Hal ini pun mengakibatkan kita kehilangan jati diri sekaligus mimpi-mimpi kita yang sebenarnya dan akhirnya kita pun hidup dengan mengabaikan diri sendiri.

Setelah itu pun timbul sikap perfeksionisme yang sebenarnya adalah respons pelarian dan naluri untuk bertahan hidup dengan pengabaian emosional sebagai seorang anak.

Dilansir dari laman Enterpreneur, dalam buku Complex PTSD: From Surviving to Thriving, terapis Pete Walker menulis bahwa "banyak jenis pelarian salah satunya dengan tetap sibuk untuk menghindari hubungan yang lebih dalam,".

Sumber: enterpreneur.com
Penulis:
Editor: Aulia Firafiroh