Tanda-tanda Anak Alami Sexual Grooming, Modus Eksploitasi Seksual yang Manipulatif

Ericha Fernanda - Jumat, 7 Mei 2021
Ilustrasi seorang perempuan.
Ilustrasi seorang perempuan. freepik.com

Parapuan.co - Predator seksual saat ini tidak bersembunyi atau malu-malu menunjukkan perilaku buruknya.

Bahkan korban eksploitasi seksual biasanya mengenal pelaku sebagai orang yang ramah, suka menolong, dan baik hati.

Namun, bagaimana seorang yang ramah berubah dari individu terpercaya menjadi pelanggar seks?

Baca Juga: 6 Jenis Bullying yang Ada di Masyarakat, dari Verbal hingga Pelecehan Seksual

Jawabannya adalah perawatan seksual (sexual grooming).

Korban eksploitasi seksual jarang memberitahu siapapun bahwa mereka dilecehkan.

Mereka mungkin berpikir bahwa mereka sedang menjalin hubungan cinta atau persahabatan, atau tidak punya pilihan.

Itulah mengapa sangat penting untuk mengenali tanda-tanda eksploitasi seksual pada anak.

Baca Juga: Buah Hati Sering Memukul Diri Sendiri? Ini yang Perlu Kamu Lakukan

Melansir Education and Training State Government of Victoria, Australia, jika seorang anak atau remaja menjadi korban grooming, pemerasan, atau pelecehan seksual, mereka mungkin menunjukkan beberapa tanda berikut.

- Absen rutin dari sekolah, absen pelatihan, pekerjaan atau kegiatan lain.

- Hilang dalam waktu lama atau muncul di sekolah dengan sangat lelah.

- Tidak jujur tentang di mana mereka dan dengan siapa mereka.

- Mengembangkan hubungan yang sangat dekat dengan orang yang lebih tua.

- Menampilkan perubahan suasana hati (hiperaktif, tertutup, bermusuhan, agresif, tidak sabar, kesal, cemas, menarik diri, depresi).

- Menggunakan bahasa kasar, berbeda, atau meniru cara seorang teman baru berbicara.

- Berbicara tentang teman baru yang bukan bagian dari lingkaran sosial normal mereka.

Baca Juga: Komnas Perempuan Ungkap Alasan Kenapa Kita Menormalkan Pelecehan Seksual dari Konten TikTok, Ini Jawabannya!

- Memberikan hadiah atau uang yang diberikan oleh teman baru di sekolah.

- Memiliki uang dalam jumlah besar, yang tidak dapat mereka pertanggungjawabkan.

- Menggunakan ponsel baru, melakukan panggilan, video, atau mengirim pesan teks secara berlebihan.

- Sangat merahasiakan penggunaan ponsel, internet, dan media sosial, menggunakan obat-obatan (bukti fisik termasuk sendok, aluminium foil, atau potongan karton robek).

- Menggunakan nama baru, memiliki identifikasi palsu, paspor curian, atau SIM.

- Dijemput oleh teman lama atau baru dari sekolah, atau di jalan.

- Ancaman untuk mempermalukan atau membagikan gambar seksual korban jika mereka tidak melakukan tindakan seksual.

 

Baca Juga: Kenapa Kita Menormalkan Konten TikTok Berisi Pelecehan Seksual? Ini Jawaban Komnas Perempuan

Eksploitasi seksual terjadi pada anak-anak dari segala usia, latar belakang, status sosial ekonomi, jenis keamin, orientasi seksual, dan kerentanan.

Pelaku mungkin mengandalkan ponsel, media sosial, dan internet untuk berinteraksi dengan anak-anak.

Mereka berinteraksi dengan anak-anak dengan cara yang tidak pantas dan akan sering meminta anak untuk merahasiakan hubungan mereka.

Dan parahnya, proses grooming bisa berlanjut selama berbulan-bulan sebelum pelaku mengatur pertemuan fisik. (*)

Sumber: education.vic.gov.au
Penulis:
Editor: Linda Fitria