Rumahnya Dibakar Demonstran, Istri Mantan PM Nepal Meninggal Dunia

Saras Bening Sumunar - Kamis, 11 September 2025
Istri mantan PM Nepal meninggal pasca rumahnya dibakar.
Istri mantan PM Nepal meninggal pasca rumahnya dibakar. Animaflora

Parapuan.co - Baru-baru ini Nepal diguncang gelombang demonstrasi besar-besaran yang dipicu pemblokiran media sosial dan ketidakpuasan terhadap pemerintah. 

Di tengah kerusuhan itu, muncul tragedi di mana Rajya Laxmi Chitrakar, istri mantan Perdana Menteri Nepal, Jhala Nath Khanal, mengalami kejadian tragis.

Rajya Laxmi Chitrakar, dilaporkan meninggal setelah mengalami luka bakar parah ketika rumahnya yang berada di ibu kota Nepal, Kathmandu, dibakar oleh demonstran pada Selasa (9/9/2025) waktu setempat.

Sebelum menghembuskan napas terakhir, Rajya Laxmi Chitrakar sempat dilarikan ke rumah sakit akibat luka bakar yang dialaminya. Sayang, kondisi istri mantan Perdana Menteri Nepal ini semakin menurun hingga akhirnya meninggal dunia.

Kematian Chitrakar menjadi salah satu contoh paling tragis dari eskalasi kekerasan yang bermula dari unjuk rasa besar-besaran oleh generasi muda di Nepal. Pada saat demonstrasi berlangsung, rumah Rajya Laxmi Chitrakar dan Jhala Nath Khanal diserang oleh massa. 

Mereka membakar rumah tersebut saat Rajya Laxmi Chitrakar berada di dalamnya. Rajya Laxmi Chitrakar kemudian diselamatkan dan dibawa ke Kirtipur Burn Hospital dalam kondisi kritis akibat luka bakar.

Bukan itu saja, menurut laporan dari Newsweek, gedung parlemen Nepal dan rumah para pemimpin politik lainnya juga dibakar dalam kerusuhan tersebut. Situasi ini tentu membawa Nepal dalam krisis besar hingga menelan nyawan.

Protes di Nepal yang dipimpin oleh anak muda atau Gen Z ini meletup pada Senin (8/9/2025) waktu setempat. Aksi demonstrasi merupakan respons terhadap larangan pemerintah dari penggunaan media sosial.

Bukan hanya itu, aksi unjuk rasa ini semakin panas ditambah dengan kebencian rakyat Nepal tentang korupsi politik hingga kesenjangan yang begitu nyata dari para elit dan rakyat.

Baca Juga: Catat, Tips Aman Perempuan Keluar Rumah di Tengah Banyaknya Aksi Demo

Akibat demonstrasi yang memanas ini, Perdana Menteri Nepal KP Sharma Oli telah mengundurkan diri setelah kemarahan publik atas terbunuhnya 22 orang dalam bentrokan polisi dengan pengunjuk rasa antikorupsi.

Pihaknya mengatakan bahwa keputusan KP Sharma Oli ini untuk membuka jalan bagi solusi konstitusional terhadap protes besar-besaran yang dipimpin pemuda atas tuduhan korupsi meluas dan dipicu oleh larangan media sosial, yang sejak itu telah dicabut.

Protes berubah menjadi kekerasan ketika ribuan orang yang mayoritasnya generasi muda atau Gen Z, turun ke Kathmandu pada Senin (8/9/2025).

Hampir 200 orang diyakini terluka dalam bentrokan dengan polisi, yang menggunakan gas air mata, meriam air, dan peluru tajam saat para pengunjuk rasa memanjat tembok parlemen dan gedung resmi lainnya.

Protes berlanjut pada hari Selasa, dengan para demonstran membakar gedung parlemen, kantor pusat Partai Kongres Nepal, dan rumah mantan Perdana Menteri Sher Bahadur Deuba. Rumah beberapa politisi lainnya juga dirusak.

Pasca mundurnya Sharma Oli, militer Nepal mengambil alih kekuasaan. Para tentara pun dikerahkan untuk menjaga ketertiban dan agar demonstran tidak merusak properti publik.

Presiden Nepal Ramachandra Paudel pun menyebut sudah mempersiapkan pembentukan pemerintahan baru usai dirinya menerima pengunduran diri dari Sharma Oli.

Di sisi lain, kerusuhan di Nepal pekan ini adalah yang terburuk dalam beberapa dekade di negara Himalaya tersebut, yang secara berkala menghadapi ketidakstabilan politik dan masalah ekonomi sejak monarki Hindu dihapuskan pada 2008.

Baca Juga: Masih Terjadi di Sejumlah Lokasi, Bagaimana Menjelaskan Soal Demo ke Anak?

(*)

Sumber: newsweek
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini