Parapuan.co - Rahayu Saraswati, yang juga keponakan Presiden Prabowo Subianto memutuskan untuk mundur dari kursi DPR RI. Setelah pernyataannya dikritik publik, Rahayu Saraswati menanggalkan kursi anggota Dewan meski menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi VII.
Lewat akun Instagram pribadinya, Rahayu Saraswati mengucapkan permintaan maaf dan pamit dari kursi DPR. Rahayu menuliskan "Dengan ini saya menyatakan pengunduran diri saya sebagai anggota DPR RI kepada Fraksi Partai Gerindra."
Rahayu Saraswati mengatakan pernyataannya yang dipersoalkan di media sosial oleh sejumlah pihak merupakan bagian dari wawancara eksklusif bersama Antara TV Indonesia dengan judul 'Rahayu Saraswati Kupas Isu Perempuan hingga Kolaborasi Ekonomi Kreatif'.
Berikut PARAPUAN merangkum kronologi mundurnya Rahayu Saraswati dari DPR RI:
Pernyataan Kontroversial Rahayu Saraswati
Adapun pernyataan Rahayu yang dipenggal itu membicarakan isu seputar lapangan kerja. Pada pokoknya, ia terkesan sedang mendorong para kawula muda untuk tidak bergantung pada pemerintah, melainkan mencoba peruntungannya sendiri.
Dalam pernyataannya, Rahayu menyatakan, dirinya merupakan bagian generasi milenial yang memiliki pandangan untuk tidak bersandar pada sektor pekerjaan yang sudah melalui masa otomasi.
Ia lalu mengajak anak muda menjadi pengusaha baik di bidang kuliner, fashion, multimedia, dan lainnya.
"Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu," kata Sara dalam video itu.
Baca Juga: Pakar Sebut 'Nonaktif' Anggota DPR Tidak Ada dalam Undang-Undang
Menurutnya, terdapat banyak sektor yang bisa digarap anak muda dan tidak hanya bersandar pada sektor padat karya.
"Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti, yang di mana kita bersandar kepada si raja, dan si ratu, dan si priayi untuk kasih kita kerjaan. No, kita sudah move on dari situ," ujarnya.
Tetap Meminta Maaf
Rahayu Saraswati mengatakan, dalam siniar itu, ia tidak berniat menyakiti atau merendahkan masyarakat, terutama kaum muda. Meski demikian, keponakan presiden itu menyatakan memohon maaf dan mengajukan pengunduran diri.
"Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha, tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan," katanya.
Ia lalu menyebut, dana yang diperoleh dari dapilnya akan digunakan untuk bantuan alat kesehatan, pelatihan usaha, dan pemberdayaan anak. Selain itu, ia juga ingin menyelesaikan tugas terakhirnya sebagai anggota Dewan, yakni menyelesaikan Revisi Undang-Undang Kepariwisataan.
"Saya tetap berkomitmen untuk berjuang melawan perdagangan orang, pengelolaan sampah berkelanjutan, dan isu krisis iklim termasuk energi terbarukan, pemberdayaan anak-anak muda Indonesia, dan keterwakilan perempuan melalui semua organisasi yang saya pimpin maupun rintis," jelasnya.
Gerindra Nonaktifkan Rahayu Saraswati
Menidaklanjuti sikap Rahayu Saraswati, Fraksi Partai Gerindra di DPR RI memutuskan menonaktifkan keponakan presiden tersebut. Sekretaris Fraksi Partai Gerindra di DPR RI, Bambang Haryadi, mengatakan, pihaknya menghormati jalan politik yang dipilih Sara.
"Sementara menunggu proses, maka Saudari Sara akan dinonaktifkan dari DPR," kata Bambang dikutip dari Kompas.
Bambang mengatakan, dalam proses administrasi pengunduran diri Sara, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra.
"Kami akan memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai aturan. Fraksi Gerindra tetap konsisten menjaga komitmen kelembagaan dan ketentuan perundang-undangan," imbuhnya.
Baca Juga: Bella Shofie Mundur dari DPRD, Janji Tetap Mengabdi Lewat Jalur Sosial
(*)