Parapuan.co – Pernikahan sering kali digambarkan sebagai perjalanan penuh kasih sayang, kebersamaan, dan saling memahami. Pada kenyataannya, tidak sedikit suami merasa terjebak dalam situasi sulit karena ada hal-hal yang tidak pernah tersampaikan secara jujur.
Banyak pria memilih memendam keluhan mereka daripada mengutarakannya secara langsung. Alasan utamanya, mereka takut dianggap lemah atau justru menimbulkan pertengkaran baru. Padahal, unek-unek yang tidak pernah dibicarakan justru bisa menjadi sumber konflik jangka panjang.
Keluhan suami umumnya tidak jauh dari masalah komunikasi, penghargaan, dan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. Hal-hal ini memang terlihat sederhana, namun jika diabaikan bisa berujung pada keretakan hubungan.
Dilansir melalui laman Your Tango, berikut empat keluhan yang paling jarang diungkapkan para suami dan perlu menjadi perhatian para istri agar hubungan tetap harmonis:
1. Istri Terlalu Sering Mengkritik
Banyak pria merasa kehidupannya di rumah justru dipenuhi kritik. Mulai dari cara berpakaian, pilihan makanan, hingga kebiasaan sehari-hari, semua menjadi bahan komentar. Kritik yang terlalu sering dilontarkan tanpa jeda dapat menimbulkan perasaan tidak dihargai.
Psikolog klinis, Dr. Susan Pazak menegaskan bahwa kritik berlebihan membuat suami merasa gagal memenuhi harapan pasangan. Bahkan ketika sudah berusaha memperbaiki diri, tetap saja ada hal lain yang dianggap salah. Lama-kelamaan, kondisi ini membuat mereka merasa tidak pernah cukup baik.
Jika situasi seperti ini tidak segera disadari, dampaknya bisa merusak hubungan. Suami akan merasa dijatuhkan harga dirinya, sementara istri mungkin menganggap sikap kritis adalah bentuk perhatian. Padahal, komunikasi positif dan apresiasi lebih dibutuhkan untuk menjaga keharmonisan.
2. Rasa Sering Dihakimi
Baca Juga: Dampak Psikologis Perempuan yang Mempertahakan Pernikahan Meski Diselingkuhi
Selain kritik, banyak pria mengaku merasa terus-menerus dihakimi. Tidak hanya tentang perbuatan, tetapi juga mengenai pilihan hidup yang mereka ambil. Penilaian ini kerap diartikan suami sebagai serangan terhadap nilai diri mereka sebagai seorang individu.
Dr. Harriet Lerner, penulis dan terapis keluarga, menyebutkan bahwa hubungan sehat tidak bisa tumbuh jika salah satu pihak merasa lebih sering dihakimi daripada dihargai. Kondisi ini bisa menutup ruang aman bagi pria untuk menjadi dirinya sendiri.