Apa yang Bisa Dilakukan Jika Kita Bosan Membacakan Buku untuk Anak?

Arintha Widya - Minggu, 31 Agustus 2025
Apa yang Bisa Dilakukan Jika Kita Bosan Membacakan Buku untuk Anak?
Apa yang Bisa Dilakukan Jika Kita Bosan Membacakan Buku untuk Anak? west

Parapuan.co - Banyak orang tua tahu betul manfaat membacakan buku untuk anak—mulai dari memperkaya kosakata, melatih imajinasi, hingga membangun kedekatan emosional. Namun, kenyataannya tak semua orang tua menikmatinya. Sebuah survei dari HarperCollins UK menemukan bahwa orang tua dari generasi Z justru paling jarang membaca cerita untuk anak mereka.

Lebih dari separuh mengaku tidak menemukan kesenangan dalam membaca nyaring, berbeda dengan orang tua generasi Milenial atau Gen X. Alasannya beragam: tumbuh di era teknologi, tekanan pekerjaan dan keluarga, atau sekadar lelah menghadapi “jam rawan” tantrum anak.

Membuka buku yang sama, cerita yang sama untuk kesekian kalinya bisa terasa melelahkan. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar membacakan buku tak lagi jadi beban? Simak uraian yang dikutip dari Today's Parent ini, yuk!

1. Ubah Sudut Pandang: Membaca Bukan Sekadar Rutinitas

Fay, seorang pendidik literasi, menekankan bahwa pengalaman masa lalu sering memengaruhi cara kita melihat membaca. "Banyak dari kita membawa beban dari pengalaman sebelumnya—apakah sekolah membuat membaca terasa seperti tugas, atau kita tidak pernah punya teladan orang dewasa yang menunjukkan kegembiraan membaca. Tapi kalau ingin anak-anak mencintai buku, yang terbaik adalah menjelajahinya dengan mata baru," jelasnya.

Caranya bisa sederhana, seperti berkunjung ke perpustakaan atau toko buku dan mengambil bacaan yang menarik untuk orang tua maupun anak, termasuk majalah, audiobook, atau buku cerita bergambar lucu yang bisa dimainkan bersama.

2. Jangan Terlalu Kaku

Fluffy, seorang konsultan keluarga, mengingatkan bahwa waktu membaca tak perlu terasa formal. "Kamu tidak harus menjadi penampil penuh glitter untuk membuat anak terhibur saat membaca," katanya. Jika bayi lebih suka menggigit buku, biarkan saja. Jika anak ingin membaca buku yang sama berulang kali, cobalah cari karya lain dari penulis yang sama agar tetap segar.

Ia juga menambahkan, "Storytime tidak hanya harus sebelum tidur. Kalau anakmu aktif, bacakan buku saat waktu camilan. Atau bawa boneka-boneka mereka ke ruang tamu dan ciptakan suasana panggung kecil."

Baca Juga: Membacakan Buku yang Sama Berulang Bermanfaat bagi Anak, Ini Alasannya

3. Gunakan Kreativitas dan Teknologi

Heather Grace, pustakawan sekaligus pendidik, menyarankan untuk membuat sesi membaca lebih interaktif. "Cobalah aplikasi seperti Novel Effect yang menambahkan efek suara saat kamu membaca, atau tantang anakmu untuk membuat efek suara sendiri. Itu membuat pengalaman membaca terasa ajaib," ungkapnya.

Ia juga mengingatkan bahwa membaca bersama tidak harus lama. "Kamu hanya perlu hadir, bahkan lima menit saja, dan berbagi cerita. Bacalah dengan suara lucu, biarkan anak menyela, atau memilih buku yang sama untuk keseratus kali. Membaca nyaring bukan soal performa, tapi soal kehadiran. Dan kehadiranmu jauh lebih berharga dari apa pun."

4. Anggap Membaca Sebagai Bermain Peran

Bagi Adrienne Kress, seorang aktor sekaligus penulis buku anak, kunci agar membaca tidak membosankan adalah mengubah cara pandang. "Pikirkan berbagi cerita bukan sebagai ‘membaca’, tapi sebagai ‘bermain peran’. Nikmati dengan suara konyol, masuk ke dialog, dan aktingkan bagian dramatis," ujarnya.

Ia bahkan menyarankan orang tua memilih buku yang juga bisa menghibur mereka sendiri, misalnya karya A.A. Milne (Winnie The Pooh), Jon Klassen, atau seri I’m Bored karya Michael Ian Black. Dengan begitu, momen membaca jadi menyenangkan untuk kedua belah pihak.

5. Buat Pengalaman Membaca Lebih Hidup

Leslie Hurtig, Direktur Artistik Vancouver Writers Fest, menekankan pentingnya pengalaman langsung. Mengajak anak ke perpustakaan, toko buku, atau festival literasi bisa membuat mereka melihat penulis sebagai “bintang” dan menumbuhkan inspirasi untuk menulis cerita sendiri.

"Salah satu kenangan terbaik saya adalah ketika kami menyiapkan tumpukan audiobook untuk liburan musim panas. Kami mendengarkannya saat perjalanan panjang di mobil atau ketika bersantai setelah bermain," kenangnya.

Baca Juga: Studi Ini Catat Gen Z Tak Gemar Membacakan Buku untuk Anak, Pahami Alasannya

Intinya Hubungan, Bukan Kesempurnaan

Dari semua tips tersebut, benang merahnya jelas: membacakan buku bukan tentang kesempurnaan, melainkan koneksi. Seperti kata Fay, "Membaca bukan tentang kesempurnaan; ini tentang hubungan. Mulailah dari hal kecil, ikuti keinginan anak, dan ingat: setiap halaman yang kamu bagikan—atau setiap suara konyol yang kamu buat—membangun kisah baru tentang apa itu membaca."

Jadi, jika kamu merasa bosan membacakan buku untuk anak, jangan merasa sendiri. Alih-alih menyerah, coba ubah pendekatan. Dengan kreativitas, fleksibilitas, dan kemauan untuk menikmati proses, waktu membaca bisa kembali menjadi momen berharga yang ditunggu-tunggu, baik oleh anak maupun orang tua.

(*)

Sumber: Today's Parent
Penulis:
Editor: Arintha Widya