Membangun Fesyen Berkelanjutan: Gerakan Menanam Kapas Lokal untuk Lingkungan Lebih Baik

Tim Parapuan - Minggu, 31 Agustus 2025

Baca Juga: Bisa Bersihkan Udara dari Polutan, Ini Cara Merawat Tanaman Hias Peace Lily

"Kita udah membuktikan, waktu kita menanam kapas dari tumpang sari ini, kayak kita ambil sampel tanam sebelum dan setelah ditanam, sebenarnya tanahnya itu jadi lebih banyak menyerap minyak karbon," jelas Anastasia

Program ini juga menjadi upaya untuk mengajak petani kembali ke kearifan lokal. Jika sebelumnya Indonesia sudah mengenal pola tanam beragam jenis dalam satu lahan. Kini, metode itu dihidupkan kembali, dan terbukti tetap relevan sekaligus bermanfaat bagi generasi sekarang maupun mendatang.

Menurut Anastasia, awalnya tidak sedikit petani yang memandang heran. Mereka terbiasa menanam jagung atau tanaman tunggak dalam satu lahan, sehingga ketika melihat petak kapas ditanami beragam jenis, banyak yang mempertanyakannya.

"Mereka tuh yang awalnya tadinya kayak 'ini ngapain sih?' Terus akhirnya jadi penasaran. That's actually what we want. And bener-bener kayak spreading the mission. Because this mission we can't do it by ourselves," ujar Anastaia. 

Saat ini, kapas yang ditanam oleh SukkhaCitta berlokasi di wilayah Jawa Timur. Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Iklim di daerah tersebut dinilai paling sesuai dengan kebutuhan kapas Nusantara. Menariknya, proses penanamannya dilakukan dengan sangat alami tanpa perlu penyiraman berlebihan.

Anastasia juga bercerita jika banyak yang mengira kapas adalah tanaman yang haus air. Namun, jika ditanam di musim yang tepat, misalnya awal tahun saat curah hujan masih tinggi, tanaman ini dapat tumbuh subur hanya dengan air hujan. Setelah melewati dua bulan pertama, kapas justru membutuhkan sinar matahari terik agar dapat berkembang optimal.

"Jadi yaudah ditanam di saat yang benar, kita diemin aja gitu. Kita cuma liatin doang ini udah sampai mana nih, apakah udah bisa panen atau engga gitu," ungkap Anastasia. 

Metode ini menjadikan kapas sebagai tanaman yang relatif hemat perawatan. Setelah ditanam, petani hanya perlu memantau pertumbuhan hingga tiba masa panen. Cara ini tidak hanya efisien, tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Dengan demikian, program kapas bukan hanya tentang bahan baku tekstil. Lebih jauh, ini adalah gerakan untuk menghidupkan kembali warisan, menjaga lingkungan, dan memberdayakan petani. Jika terus dikembangkan, kapas lokal dapat menjadi simbol baru dari fesyen berkelanjutan Indonesia.

Baca Juga: Denica Riadini-Flesch Founder SukkhaCitta Raih Penghargaan Rolex Awards for Enterprise 2023

(*)

Putri Renata

Penulis:
Editor: Citra Narada Putri