Parapuan.co - Kehamilan merupakan masa penuh kebahagiaan, harapan, sekaligus tantangan bagi seorang perempuan, karena di dalam tubuhnya sedang berlangsung proses tumbuh kembang kehidupan baru yang membutuhkan perhatian khusus baik dari sisi fisik maupun mental.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa banyak ibu hamil menghadapi berbagai tekanan, mulai dari perubahan hormon, rasa tidak nyaman pada tubuh, kekhawatiran tentang kondisi janin, hingga masalah sosial maupun ekonomi yang bisa memicu stres.
Stres pada ibu hamil bukanlah hal sepele, karena kondisi ini bukan hanya memengaruhi kesehatan sang ibu, tetapi juga bisa berdampak signifikan pada tumbuh kembang janin yang sedang dikandung.
Penyebab Stres saat Kehamilan
Merujuk dari laman Medical News Today, kehamilan dapat menyebabkan stres karena berbagai alasan termasuk:
- Ketidaknyamanan kehamilan seperti kelelahan, sakit punggung, dan mual di pagi hari.
- Perubahan hormonal yang dengan cepat mengubah suasana hati sehingga sulit mengelola stres.
- Kekhawatiran tentang kehamilan, persalinan, kelahiran, hingga merawat bayi.
- Merasa kurang dukungan selama masa kehamilan.
Baca Juga: Mengenal Anemia pada Ibu Hamil, Bahaya dan Cara Mengatasinya
Dampak Stres pada Kesehatan Ibu Hamil
Ketika seorang ibu hamil mengalami stres berkepanjangan, tubuhnya akan memproduksi hormon kortisol dan adrenalin dalam jumlah berlebihan. Kondisi ini dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan seriusn.
Misalnya peningkatan tekanan darah, gangguan tidur, kelelahan ekstrem, hingga penurunan daya tahan tubuh. Selain itu, stres juga dapat memperburuk keluhan fisik khas kehamilan, seperti mual, sakit kepala, atau nyeri punggung, sehingga membuat ibu semakin sulit merasa nyaman.
Dampak Stres pada Perkembangan Janin
Tidak hanya berhenti pada ibu, stres yang dialami selama kehamilan juga berpotensi memberikan efek langsung pada janin. Kadar hormon stres yang tinggi pada ibu bisa memengaruhi aliran darah ke plasenta, sehingga mengganggu suplai oksigen dan nutrisi untuk janin.
Akibatnya, risiko terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, hingga gangguan perkembangan otak pada bayi dapat meningkat.
Bahkan, dalam jangka panjang, anak yang lahir dari ibu dengan tingkat stres tinggi selama kehamilan lebih rentan mengalami gangguan kecemasan, kesulitan konsentrasi, serta masalah perilaku.
Cara Mengatasi Stres Selama Kehamilan
Baca Juga: Tips Puasa untuk Ibu Hamil: Jangan Memaksa Diri dan Penuhi Nutrisi
Untuk mencegah dampak buruk tersebut, ibu hamil perlu memiliki strategi yang efektif dalam mengelola stres. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:
1. Menerapkan relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam.
2. Menjaga pola hidup sehat dengan makan bergizi, cukup istirahat, dan rutin berolahraga ringan.
3. Berbicara terbuka dengan pasangan, keluarga, atau tenaga kesehatan mengenai perasaan dan kekhawatiran.
4. Menghindari informasi berlebihan yang justru bisa memicu kecemasan, terutama terkait berita negatif tentang kehamilan.
5. Mencari dukungan profesional jika stres terasa berat, misalnya dengan konseling psikolog atau bidan yang berpengalaman.
Meskipun stres merupakan bagian alami dari kehidupan, penting bagi setiap ibu hamil untuk memahami bahwa dampak stres yang tidak dikelola dengan baik bisa sangat berpengaruh terhadap kesehatan diri dan perkembangan janin.
Menyadari hal ini, langkah pencegahan dan pengelolaan stres bukan sekadar pilihan, tetapi sebuah kebutuhan penting demi kelancaran kehamilan dan lahirnya generasi yang sehat.
Dengan dukungan dari lingkungan sekitar, informasi yang tepat, serta kesadaran untuk menjaga keseimbangan fisik dan mental, ibu hamil dapat menjalani masa kehamilan dengan lebih tenang, bahagia, dan penuh harapan positif.
Baca Juga: Sering Buat Bingung, Bolehkah Ibu Hamil Makan Rambutan? Ini Jawabannya
(*)