Parapuan.co - Kawan Puan yang sedang bingung mengelola keuangan berdasarkan prioritas, kamu mungkin perlu mengenal konsep money dial. Konsep money dial hadir dengan gagasan untuk perhatikan kemana uangmu mengalir, maka kamu akan tahu apa yang sebenarnya kamu hargai.
Konsep ini digagas oleh Ramit Sethi, penulis dan pakar finansial, yang membagi pengeluaran seseorang ke dalam kategori utama yang bisa “diputar” naik atau turun sesuai kecintaan personal. Yuk, kenali konsep money dial lebih lengkap sebagaimana melansir I Will Teach You To Be Rich berikut ini!
Apa Itu Money Dial?
Money dial merujuk pada kategori pengeluaran yang membuatmu merasa paling bahagia. Setiap orang biasanya memiliki satu atau dua bidang hidup yang secara alami mereka rela berbelanja besar—sementara bidang lain bisa dikurangi tanpa rasa bersalah.
Ada sepuluh kategori umum yang sering muncul sebagai money dial, antara lain:
- Kenyamanan (Convenience)
- Perjalanan (Travel)
- Kesehatan & Kebugaran (Health / Fitness)
- Pengalaman (Experiences)
- Kebebasan (Freedom)
- Hubungan (Relationships)
- Kedermawanan (Generosity)
- Kemewahan (Luxury)
- Status Sosial (Social Status)
- Pengembangan Diri (Self-improvement)
Bayangkan kamu tiba-tiba diberikan dana besar untuk dibelanjakan—misalnya Rp400 juta. Insting pertamamu menentukan di mana uang itu akan kamu tuangkan, mengingat memilih kategori yang paling membangkitkan gairahmu akan membawamu pada money dial atau prioritas keuanganmu yang sesungguhnya.
Kenapa Penting Mengetahui Money Dial Kamu?
Mengetahui money dial membantu menyelaraskan apa yang kamu klaim penting dengan bagaimana kamu benar-benar menghabiskan uang. Banyak orang mungkin menyatakan bahwa keluarga atau kesehatan adalah prioritas utama, namun pengeluaran yang nyata bisa menunjukkan sebaliknya.
Konsep ini memungkinkanmu mengalihkan anggaran dari hal yang kurang bermakna ke bidang yang benar-benar memberi kebahagiaan—ini inti dari pengeluaran sadar (conscious spending) yang sebenarnya.
Baca Juga: Bukan Sekadar Teori, Ini Pentingnya Atur Keuangan dengan Metode 50-30-20