Parapuan.co - Kanker paru-paru selama ini kerap diasosiasikan dengan pria perokok usia lanjut. Namun, data terbaru yang dikutip dari Biomark Diagnostics menunjukkan tren yang mengkhawatirkan, di mana kasus kanker paru-paru justru meningkat di kalangan perempuan muda, khususnya usia 35 hingga 54 tahun.
Fakta ini menggugah kesadaran baru bahwa penyakit ini tidak lagi bisa dipandang sebelah mata, terutama oleh kaum perempuan. Deteksi dini pun menjadi kunci penting untuk menurunkan angka kematian akibat kanker paru-paru.
Fakta Meningkatnya Kanker Paru-Paru pada Perempuan
Meski secara global angka kanker paru-paru cenderung menurun, justru sebaliknya yang terjadi pada perempuan. Beberapa penelitian internasional, termasuk yang dimuat dalam jurnal medis JAMA Oncology, menemukan bahwa di banyak negara berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat dan Eropa Barat, jumlah kasus kanker paru-paru pada perempuan usia produktif kini melampaui pria pada kelompok usia yang sama.
Peningkatan ini memicu kekhawatiran dan memunculkan berbagai pertanyaan tentang penyebabnya. Merokok memang masih menjadi faktor risiko utama, tetapi para ahli juga menyoroti kemungkinan pengaruh lain seperti paparan lingkungan berbahaya, faktor genetik, dan perubahan gaya hidup serta pola perilaku.
Vaping Jadi Ancaman Baru Anak Muda
Salah satu kebiasaan yang makin populer di kalangan anak muda adalah vaping (rokok elektrik). Banyak yang menganggap vaping lebih aman dibandingkan rokok biasa, padahal penelitian terbaru menunjukkan sebaliknya. Kombinasi antara vaping dan merokok justru memperbesar risiko kanker paru-paru hingga empat kali lipat dibandingkan hanya merokok saja.
Kandungan nikotin dalam rokok elektrik dapat melemahkan kemampuan paru-paru untuk memulihkan diri, sementara zat kimia berbahaya lainnya seperti tar dapat menyebabkan kerusakan permanen.
Mengapa Deteksi Dini Itu Penting?
Baca Juga: Kanker Paru-Paru Rentan Menyerang Perempuan Perokok Pasif, Ini Penjelasannya
Kanker paru-paru yang ditemukan pada tahap awal memiliki peluang jauh lebih besar untuk ditangani secara efektif. Penanganan bisa dilakukan melalui operasi atau prosedur minimal invasif lainnya yang memiliki risiko komplikasi lebih rendah dan tingkat kesembuhan lebih tinggi.
Sayangnya, metode deteksi tradisional sering kali memakan waktu, mahal, dan kurang akurat. Akibatnya, banyak kasus yang baru terdeteksi saat kanker sudah menyebar.
Teknologi Baru Membuka Harapan Baru
Perkembangan teknologi kedokteran menghadirkan harapan melalui metode baru seperti liquid biopsy. Salah satu pelopor dalam bidang ini adalah perusahaan Biomark Diagnostics yang mengembangkan teknologi diagnosis kanker melalui sampel darah atau urine.
Teknologi ini menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin untuk mengenali biomarker kanker dalam jumlah yang sangat kecil. Proses ini tidak hanya cepat dan akurat, tetapi juga jauh lebih minim risiko dibandingkan biopsi konvensional.
Dengan deteksi yang lebih cepat dan akurat, peluang untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai pun meningkat drastis. Ini menjadi langkah penting dalam menekan angka kematian akibat kanker paru-paru, khususnya pada perempuan muda.
Perempuan Perlu Lebih Proaktif
Mengingat tren peningkatan ini, perempuan usia 35–54 tahun disarankan untuk lebih peduli terhadap kesehatan paru-parunya. Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, mengenali gejala awal seperti batuk yang tidak sembuh-sembuh, sesak napas, atau nyeri dada yang tidak biasa, serta menjauhi rokok dan vaping adalah langkah-langkah preventif yang sangat penting.
Kesadaran terhadap risiko, ditambah akses terhadap teknologi deteksi dini, dapat menjadi kombinasi kuat untuk menyelamatkan nyawa.
Baca Juga: Pentingnya Mengenali Gejala Kanker Paru-Paru pada Perempuan Sejak Dini
Kanker paru-paru kini bukan lagi penyakit yang hanya mengintai pria perokok tua. Perempuan, khususnya di usia produktif, justru menunjukkan peningkatan angka kasus yang signifikan.
Dalam menghadapi tren ini, deteksi dini menjadi sangat penting. Dengan kemajuan teknologi seperti liquid biopsy, diagnosis bisa dilakukan lebih cepat dan akurat, membuka peluang penyembuhan yang lebih besar.
Perempuan perlu waspada, proaktif menjaga kesehatan, dan tidak ragu memeriksakan diri—karena semakin awal kanker ditemukan, semakin besar peluang untuk pulih.
(*)