Masa Depan Pekerjaan dan Profesi yang Tetap Bertahan di Era Otomatisasi AI

Arintha Widya - Jumat, 25 Juli 2025
Masa depan pekerjaan di era AI, mana yang akan bertahan?
Masa depan pekerjaan di era AI, mana yang akan bertahan? ajijchan

Parapuan.co - Otomatisasi berbasis kecerdasan buatan (AI) tengah mengubah wajah dunia kerja secara global. Perusahaan di berbagai industri, mulai dari keuangan hingga teknologi, berlomba-lomba mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing.

Bagi generasi muda yang sedang merintis karier, pemahaman mendalam tentang arah perubahan ini menjadi semakin penting agar tak tersingkir dari persaingan tenaga kerja di masa depan.

Apa Itu Otomatisasi AI?

Mengutip dari India Times, otomatisasi AI adalah gabungan antara kecerdasan buatan dan teknologi lain seperti Robotic Process Automation (RPA) dan Business Process Management (BPM) untuk mempercepat proses bisnis, membuat keputusan lebih cerdas, dan meningkatkan produktivitas.

Tidak seperti otomatisasi konvensional yang hanya mengikuti aturan tetap, otomatisasi AI bisa belajar, beradaptasi, dan menangani tugas yang biasanya memerlukan penilaian manusia.

Contoh penerapannya sudah sering kita temui ialah chatbot yang menjawab pertanyaan pelanggan, sistem rekomendasi produk, deteksi penipuan, hingga analisis data berskala besar. Semua itu memungkinkan perusahaan bekerja lebih cepat, hemat biaya, dan lebih responsif terhadap kebutuhan pasar.

Pengaruh AI terhadap Dunia Kerja

Menurut laporan global PricewaterhouseCoopers (PwC), integrasi AI di tempat kerja meningkat tajam, terutama di sektor teknologi informasi, layanan keuangan, dan jasa profesional. Bahkan, profesi yang berhubungan langsung dengan keterampilan AI mengalami kenaikan rata-rata gaji sebesar 56% pada 2024—jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.

Barret Kupelian, Kepala Ekonom PwC, menyatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC Radio 5 Live bahwa AI tidak hanya mengubah cara bekerja, tetapi juga menciptakan peluang baru. Meski sejumlah pekerjaan tergantikan, banyak fungsi kerja justru terbantu dan menjadi lebih bernilai ketika dikombinasikan dengan teknologi AI.

Baca Juga: Prediksi Ahli Soal Kemajuan AI di Dunia Kerja, Bagaimana Peran Manusia Diganti?

Tiga Jalur Karier yang Tahan Terhadap Otomatisasi

Kupelian menyoroti tiga jenis pekerjaan yang diperkirakan tetap relevan dan sulit digantikan oleh mesin:

1. Pekerjaan Teknik dan Keterampilan Manual

Profesi seperti tukang ledeng, teknisi listrik, dan tukang bangunan memerlukan kemampuan fisik, improvisasi, serta penyelesaian masalah di situasi nyata—hal yang belum bisa diatasi AI dengan andal. Keterampilan ini tetap sangat dibutuhkan, terutama di lingkungan yang dinamis dan tidak terstruktur.

2. Pekerjaan Kreatif dan Berbasis Penilaian

Desainer, seniman, penulis, dan pengambil keputusan strategis adalah contoh pekerjaan yang bergantung pada kreativitas, intuisi, dan pertimbangan kompleks. AI mungkin bisa membuat tulisan atau gambar, namun belum mampu memahami konteks budaya, nilai estetika, atau emosi manusia secara menyeluruh.

3. Pekerjaan yang Sejalan dengan AI

Paradoksnya, justru banyak pekerjaan baru bermunculan seiring berkembangnya AI—misalnya di bidang data science, pengembangan machine learning, serta pengawasan etika AI. Profesi ini tidak hanya menjanjikan gaji tinggi, tapi juga punya peran penting dalam membentuk arah penggunaan AI secara bijak dan bertanggung jawab.

Strategi Menghadapi Perubahan

Baca Juga: Simak, Manfaat dan Risiko Menggunakan AI untuk Melamar Pekerjaan

Pekerjaan yang paling rentan terhadap otomatisasi umumnya bersifat repetitif, berbasis aturan, dan minim keputusan. Namun, otomatisasi justru memberi peluang bagi pekerja untuk naik ke posisi yang lebih strategis dan kreatif.

Kunci agar tetap relevan di pasar kerja masa depan adalah berkolaborasi dengan AI, bukan melawannya. Mengembangkan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, empati, serta memahami cara kerja teknologi akan menjadi nilai tambah yang tak tergantikan mesin.

Otomatisasi memang mengubah peta pekerjaan secara drastis, tetapi bukan berarti semua peran manusia akan hilang. Justru, di tengah gelombang teknologi, pekerjaan yang mengandalkan sentuhan manusiawi dan kreativitas justru makin berharga.

Dengan memahami dinamika ini sejak dini, generasi muda dapat menyiapkan diri untuk tidak hanya bertahan, tapi juga unggul di dunia kerja masa depan yang semakin terotomatisasi.

(*)

Sumber: India Times
Penulis:
Editor: Arintha Widya