Parapuan.co - Kawan Puan, kiranya topik mengenai siapa yang berpenghasilan lebih besar dalam rumah tangga, apakah suami atau istri, kerap memunculkan perdebatan. Bayangkan, seorang pria dengan gaji Rp7 juta hendak menikahi calon istri yang bergaji Rp15 juta.
Pertanyaan pun muncul, "Apakah suami masih dihargai sebagai kepala keluarga kalau penghasilan istri lebih besar?"
Meskipun tidak semua pasangan mengalaminya, keraguan ini wajar karena berhubungan dengan ego, harga diri, hingga peran tradisional yang masih melekat di masyarakat.
Perencana keuangan Rista Zwestika membahas tentang kesenjangan gaji dalam rumah tangga, ketika perempuan berpenghasilan lebih tinggi dari pasangannya, melalui akun Instagram. Menurut Rista, hal itu seharusnya bukan masalah, tetapi tetap perlu memperhatikan isu-isu berikut:
Data dan Fakta Ketimpangan Gaji
Berdasarkan data BPS 2025, rata-rata upah pria masih lebih tinggi dibanding perempuan. Rata-rata upah buruh laki-laki pada Februari 2025 mencapai Rp3,37 juta, sementara perempuan Rp2,61 juta. Artinya, upah perempuan lebih rendah 22,3% dibanding laki-laki.
Namun, kondisi di lapangan menunjukkan semakin banyak perempuan Indonesia yang justru berpendapatan lebih tinggi daripada suaminya. Fenomena ini sejalan dengan studi global 2024 yang menemukan bahwa pasangan dengan istri berpenghasilan lebih besar sering menghadapi tekanan psikologis dan konflik keuangan.
Masalah yang Sering Muncul
Dalam konsultasi pernikahan, beberapa masalah kerap ditemui ketika istri berpenghasilan lebih besar, antara lain:
Baca Juga: Kenali Ciri-Ciri Keuangan Rumah Tangga Bermasalah, Jangan Disepelekan!