Parapuan.co - Di tengah derasnya arus informasi dan dinamika ruang digital yang kian kompleks, peran generasi muda menjadi semakin krusial dalam memperjuangkan hak digital dan kebebasan berekspresi. Hal ini disampaikan langsung oleh Nenden Sekar Arum, Direktur Eksekutif SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network), dalam wawancara bersama PARAPUAN.
Bagi Nenden, keterlibatan dalam isu hak digital tidak selalu harus dimulai dari aksi besar. Justru, langkah paling sederhana—seperti menyuarakan keresahan pribadi melalui media sosial—adalah bentuk awal keterlibatan yang sangat bermakna.
"Orang-orang muda itu sangat natif, sangat fluent, sangat paham dalam penggunaan teknologi. Kemampuan ini penting banget untuk dimanfaatkan," ujarnya.
Ia menekankan bahwa generasi muda memiliki akses dan literasi digital yang tinggi, dan hal tersebut bisa dijadikan alat perjuangan yang efektif.
Media sosial, grup diskusi daring, hingga kampanye kecil-kecilan bisa menjadi jalan untuk membangun kesadaran publik akan pentingnya kebebasan berekspresi dan perlindungan hak digital.
Jangan Takut dan Jangan Sendiri
Nenden juga menggarisbawahi bahwa tantangan di ruang digital memang nyata—mulai dari serangan siber, doxing, peretasan, hingga kriminalisasi terhadap konten atau pendapat yang kritis. Namun, menurutnya, semua itu seharusnya tidak membuat anak muda mundur.
"Kalau kita baca, kayaknya tiap hari ada aja masalah yang muncul. Tapi itu seharusnya jadi trigger buat kita, memotivasi kita untuk terus berupaya mengubah keadaan. Jangan sampai takut. Masyarakat sipil lain akan siap membantu sebisa mungkin ketika ada kasus-kasus tersebut," jelasnya.
Pesan ini menjadi penting mengingat banyaknya kasus intimidasi digital terhadap aktivis muda, perempuan, dan kelompok rentan lainnya. Ia mengingatkan bahwa solidaritas adalah kekuatan, dan komunitas masyarakat sipil akan selalu hadir untuk mendampingi dan memberi dukungan.
Baca Juga: Direktur Eksekutif SAFEnet Ungkap Tantangan dan Perkembangan Advokasi Hak Digital di Indonesia
Saatnya Kolaborasi Lintas Generasi
Lebih dari sekadar keberanian individu, Mbak Nenden mendorong terjadinya kolaborasi lintas generasi dalam gerakan hak digital. Gen Z yang tumbuh di era teknologi dapat berbagi keterampilan digital kepada generasi di atasnya.
Sebaliknya, pengalaman dan sejarah perjuangan dari generasi sebelumnya bisa menjadi pegangan dan pelajaran penting bagi anak muda.
"Teman-teman muda bisa belajar dari generasi sebelumnya, begitu juga sebaliknya. Gen Z bisa berbagi bagaimana teknologi digunakan hari ini. Kolaborasi antar generasi itu penting banget," kata Nenden.
Ia menyarankan pula agar anak muda aktif membangun jejaring, konsolidasi, dan berbagi pengetahuan agar perjuangan tidak berjalan sendiri-sendiri. Dengan semangat kolektif dan kerja sama antargenerasi, perjuangan hak digital akan semakin kuat dan berkelanjutan.
Setiap Suara Adalah Kekuatan
Di akhir perbincangan, Nenden menegaskan kembali bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah sederhana: bersuara, berjejaring, dan terus berkolaborasi. Ia juga menyemangati pembaca PARAPUAN agar tidak merasa sendiri, karena akan selalu ada dukungan dari sesama pejuang hak digital.
Harapannya, setiap orang bisa bergandeng tangan memperjuangkan ruang digital yang aman, adil, dan setara. Karena dalam perjuangan ini, setiap suara—sekecil apa pun—adalah kekuatan.
Baca Juga: Evolusi Digital dan Kekuatan Public Pressure dalam Pengusutan Kasus di Era Media Sosial
(*)