Sebanyak 62 Persen ASN di Jakarta Alami Obesitas, Apa Bahayanya?

Saras Bening Sumunar - Senin, 21 Juli 2025
ASN di Jakarta banyak yang mengalami obesitas.
ASN di Jakarta banyak yang mengalami obesitas. Freepik

Parapuan.co - Baru-baru ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sebanyak 62 persen aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Jakarta mengalami obesitas. Bukan itu saja, Dinkes DKI Jakarta juga menyebut bahwa sebanyak 27,6 persen mengalami hipertensi dan 5,7 persen mengalami diabetes militus. 

"Obesitas 62 persen, overweight 15,4 persen, hipertensi 27,6 persen, diabetes mellitus 5,7 persen, dan yang memiliki masalah kejiwaan mencapai 15 persen," ujar Ani Ruspitawati, Kepala Dinkes DKI Jakarta dikutip dari Kompas.

Untuk Kawan Puan ketahui bahwa angka tersebut mencerminkan urgensi perubahan gaya hidup di kalangan ASN yang sejatinya merupakan panutan masyarakat. Berkaca dari laporan tersebut, berikut PARAPUAN merangkum tentang apa itu obesitas dan dampaknya untuk kesehatan tubuh.

Obesitas dan Dampaknya bagi Kesehatan Tubuh

Obesitas adalah kondisi tingginya kadar lemak menumpuk di dalam tubuh akibat asupan kalori masuk lebih banyak daripada yang digunakan. Jika tidak segera ditangani, obesitas dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kronis.

Merujuk dari laman Cleveland Clinicobesitas memiliki sejumlah risiko bagi kesehatan secara menyeluruh, yakni:

1. Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah

Kelebihan lemak tubuh dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan gangguan metabolisme, yang meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.

2. Diabetes Tipe 2

Baca Juga: Pilihan Olahraga Terbaik untuk Perempuan dengan Obesitas, Apa Saja?

Obesitas berkaitan erat dengan resistensi insulin, yang membuat kadar gula darah sulit dikendalikan dan dapat berujung pada diabetes tipe 2.

3. Masalah Pernapasan

Penumpukan lemak dapat menekan organ pernapasan dan memicu gangguan, seperti sleep apnea dan sindrom hipoventilasi obesitas.

4. Gangguan Muskuloskeletal

Beban berlebih pada sendi dan otot meningkatkan risiko nyeri punggung, osteoartritis, dan keterbatasan mobilitas.

5. Penyakit Hati dan Ginjal

Lemak yang menumpuk di hati bisa menyebabkan peradangan dan sirosis, sedangkan tekanan darah tinggi juga diabetes turut memperburuk fungsi ginjal.

6. Risiko Kanker Tertentu

Baca Juga: Mencegah Risiko Obesitas pada Perempuan dengan Pola Hidup Sehat Ini

Obesitas meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker seperti kanker payudara, usus besar, pankreas, dan ovarium. Dampak-dampak ini menunjukkan bahwa obesitas adalah kondisi medis serius yang perlu ditangani secara komprehensif dan berkelanjutan.

Pencegahan Obesitas

Pencegahan obesitas dapat dilakukan dengan melakukan perubahan gaya hidup sederhana namun konsisten. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:

- Mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan ultra-proses, serta meningkatkan asupan serat, buah, dan sayur untuk membantu mengontrol berat badan.

- Melakukan aktivitas fisik setiap hari, seperti jalan kaki, naik tangga, atau mengikuti olahraga bersama yang bisa meningkatkan metabolisme dan membakar kalori.

- Tidur cukup, minimal tujuh jam per malam untuk menjaga keseimbangan hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang.

- Mengontrol stres, seperti dengan melakukan teknik relaksasi, konseling, atau hobi, sehingga hormon yang mendorong keinginan makan berlebihan bisa ditekan.

- Menyediakan makanan sehat di rumah, mengurangi waktu layar, dan mengajak keluarga beraktivitas bersama bisa memperkuat kebiasaan positif.

Sebagai informasi, artikel ini disusun dengan tujuan edukasi dan bukan pengganti diagnosis medis. Jika Kawan Puan memiliki keluhan atau masalah kesehatan obesitas, segera kunjungi dokter untuk melakukan konsultasi.

Baca Juga: Risiko Masalah Kesehatan pada Perempuan Akibat Obesitas, Apa Saja?

(*)

Sumber: kompas,Cleveland Clinic
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini