Salah satu akun anak berusia 10 tahun bahkan bisa masuk ke lingkungan virtual yang sangat tidak pantas. Misalnya, mereka menemukan:
- Karakter perempuan memakai pakaian jaring-jaring dan bergoyang di atas ranjang.
- Karakter lain berpose dalam posisi seksual.
- Kamar mandi publik di mana avatar bisa melakukan aktivitas buang air dan memilih aksesori fetish.
"Kami mendapati anak-anak bisa melihat dan mendengar konten yang sangat eksplisit, termasuk suara ciuman, erangan, dan obrolan seksual saat menggunakan fitur voice chat," ungkap peneliti.
Kasus Nyata: Trauma hingga Grooming
Setelah laporan tersebut dirilis oleh The Guardian, sejumlah orang tua pun angkat bicara. Seorang ibu menceritakan bagaimana anak perempuannya yang berusia 9 tahun mengalami serangan panik setelah melihat konten seksual di Roblox. Sementara itu, seorang anak laki-laki usia 10 tahun juga dilaporkan menjadi korban grooming oleh orang dewasa yang dikenalnya di platform tersebut.
Damon De Ionno, direktur penelitian Revealing Reality, mengatakan, "Fitur keamanan baru yang diumumkan Roblox minggu lalu tidak cukup. Anak-anak masih bisa mengobrol dengan orang asing, dan dengan 6 juta pengalaman yang tersedia di platform ini, sering kali dengan deskripsi dan rating yang tidak akurat, bagaimana orang tua bisa memantau semuanya?"
Tanggapan Roblox dan Kelemahan Pengawasan
Roblox mengakui adanya "aktor jahat di internet" dan menyebut bahwa persoalan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab mereka semata, melainkan harus ditangani bersama oleh industri dan pemerintah. Mereka menyatakan telah menambahkan lebih dari 40 fitur keamanan baru di tahun 2024 dan terus mengembangkan teknologi serta kebijakan untuk melindungi pengguna muda.
Namun, banyak pihak menilai langkah tersebut belum cukup. Baroness Beeban Kidron, seorang pegiat keselamatan daring, menyebut hal ini sebagai bentuk kegagalan sistematis.
"Penelitian ini memperlihatkan kegagalan sistematis untuk menjaga keselamatan anak-anak. Penelitian semacam ini seharusnya rutin dilakukan untuk produk seperti Roblox," tutur Baroness Beeban Kidron.
Baca Juga: Sediakan Konten Khusus yang Ramah Anak, Seberapa Aman YouTube Kids?
Waspadai Dunia Virtual yang Nyaris Tanpa Batas
Roblox memang menawarkan kreativitas dan hiburan, tapi juga menyimpan risiko serius bagi anak-anak jika tidak diawasi dengan ketat. Kemampuan anak-anak untuk berinteraksi dengan orang asing, mengakses konten seksual, serta potensi kecanduan membuat Roblox bukan sekadar permainan biasa.
Sebagai orang tua atau pendidik, penting untuk:
- Mengaktifkan pengawasan orang tua (parental control).
- Meninjau akun dan pengalaman (experiences) yang dimainkan anak.
- Mengedukasi anak tentang risiko interaksi dengan orang asing di dunia maya.
- Terlibat aktif dalam aktivitas digital anak-anak, bukan hanya memantau dari jauh.
Teknologi memang bisa menjadi alat edukatif, tapi tanpa pendampingan, ia bisa berubah menjadi ancaman nyata—bahkan untuk anak yang hanya ingin "bermain" di dunia virtual.
(*)