Parapuan.co - Fenomena childfree, atau keputusan pasangan untuk tidak memiliki anak, menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir di Indonesia. Meski secara statistik jumlahnya masih sangat kecil, pemerintah melalui Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) tetap mewaspadai potensi dampaknya terhadap angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk nasional.
Deputi Bidang Pengendalian Kependudukan Kemendukbangga, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, mengungkapkan bahwa alasan seseorang atau pasangan memilih untuk tidak memiliki anak sangat beragam. Salah satu penyebab utama yang ditemukan adalah pengalaman traumatis di masa lalu, khususnya yang berkaitan dengan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).
"Penyebabnya apa? Banyak sekali, misalkan kesehatan, ada problem di perempuannya. Ada juga penyebabnya, mohon maaf, trauma. Karena trauma keluarganya," ujar Boni, usai agenda Press Briefing State of World Population (SWP) 2025 di Jakarta Pusat, Kamis (3/7/2025) seperti dilansir Kompas.com.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pengalaman negatif seperti kekerasan dalam rumah tangga dapat membentuk ketakutan untuk meneruskan pola yang sama ke generasi berikutnya.
"KDRT misalkan. Itu terjadi juga, dia enggak mau anaknya mengalami hal serupa. Menikah pun enggak mau karena takut anaknya jadi korban seperti itu," ungkap dia.
Selain faktor trauma, alasan ekonomi juga menjadi pemicu pasangan memilih childfree. Menurut Boni, banyak generasi muda bukan tidak ingin memiliki anak, tetapi menunda karena kondisi keuangan yang belum stabil. "Bukan tidak ingin punya anak, tapi menunda karena masalahnya di ekonomi," ujar Boni.
Fenomena Kecil, Namun Tetap Perlu Diwaspadai
Meski angka pasangan yang memilih childfree secara nasional masih tergolong sangat kecil—kurang dari 0,01 persen menurut catatan BKKBN—fenomena ini tetap menjadi perhatian karena potensinya memengaruhi struktur penduduk jangka panjang. Boni menegaskan bahwa narasi childfree yang terus digaungkan tanpa pendekatan yang berimbang bisa memicu penurunan angka fertilitas.
"Ternyata memang childfree itu ada, tapi fenomena kecil sekali. Kita memang harus tetap hati-hati. Kalau itu terus digaung-gaungkan, ya akan menuju ke sana," katanya.
Baca Juga: Childfree Meningkat, Data BPS Catat 71 Ribu Perempuan Indonesia Memilih Tak Punya Anak
Saat ini, angka pertumbuhan penduduk Indonesia berada di kisaran 1,1 persen, sementara total fertility rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan sepanjang hidupnya ada di angka 2,11 persen. Boni menyebut angka ini masih ideal, tetapi ia menekankan pentingnya pemerataan kelahiran di seluruh wilayah Indonesia.
"Jangan sampai tadi ya ada yang krisis fertilitas (angka kelahiran kecil), tapi ada yang masih kita bergulat dengan (daerah) penduduk yang tidak terkendali (angka kelahiran tinggi)," jelasnya.
Profil Perempuan yang Memilih Childfree
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 yang bertajuk “Menyusuri Jejak Childfree di Indonesia” mencatat bahwa sekitar 8 persen atau setara dengan 71.000 perempuan di Indonesia menyatakan memilih untuk tidak memiliki anak.
Mayoritas dari mereka berasal dari wilayah Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.
Angka ini menunjukkan adanya pergeseran cara pandang terhadap peran perempuan dan keluarga, terutama di wilayah urban yang cenderung lebih terbuka terhadap pilihan hidup alternatif.
Fenomena childfree di Indonesia memang belum mengkhawatirkan secara statistik, namun faktor penyebabnya mencerminkan tantangan sosial yang lebih dalam, mulai dari trauma kekerasan masa lalu hingga tekanan ekonomi dan ketimpangan pembangunan wilayah.
Pemerintah perlu menyikapi fenomena ini dengan pendekatan yang holistik—tidak hanya menyoroti angka, tetapi juga memperkuat sistem perlindungan sosial, akses layanan kesehatan mental, serta penyediaan ekonomi yang inklusif untuk keluarga muda.
Dengan demikian, keputusan untuk memiliki atau tidak memiliki anak bisa lebih didasari oleh kesadaran dan kesiapan, bukan karena keterpaksaan.
Baca Juga: Pilihan Perempuan untuk Childfree Berkaitan dengan Tingkat Edukasi
(*)