Saat ini, angka pertumbuhan penduduk Indonesia berada di kisaran 1,1 persen, sementara total fertility rate (TFR) atau rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan sepanjang hidupnya ada di angka 2,11 persen. Boni menyebut angka ini masih ideal, tetapi ia menekankan pentingnya pemerataan kelahiran di seluruh wilayah Indonesia.
"Jangan sampai tadi ya ada yang krisis fertilitas (angka kelahiran kecil), tapi ada yang masih kita bergulat dengan (daerah) penduduk yang tidak terkendali (angka kelahiran tinggi)," jelasnya.
Profil Perempuan yang Memilih Childfree
Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 yang bertajuk “Menyusuri Jejak Childfree di Indonesia” mencatat bahwa sekitar 8 persen atau setara dengan 71.000 perempuan di Indonesia menyatakan memilih untuk tidak memiliki anak.
Mayoritas dari mereka berasal dari wilayah Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.
Angka ini menunjukkan adanya pergeseran cara pandang terhadap peran perempuan dan keluarga, terutama di wilayah urban yang cenderung lebih terbuka terhadap pilihan hidup alternatif.
Fenomena childfree di Indonesia memang belum mengkhawatirkan secara statistik, namun faktor penyebabnya mencerminkan tantangan sosial yang lebih dalam, mulai dari trauma kekerasan masa lalu hingga tekanan ekonomi dan ketimpangan pembangunan wilayah.
Pemerintah perlu menyikapi fenomena ini dengan pendekatan yang holistik—tidak hanya menyoroti angka, tetapi juga memperkuat sistem perlindungan sosial, akses layanan kesehatan mental, serta penyediaan ekonomi yang inklusif untuk keluarga muda.
Dengan demikian, keputusan untuk memiliki atau tidak memiliki anak bisa lebih didasari oleh kesadaran dan kesiapan, bukan karena keterpaksaan.
Baca Juga: Pilihan Perempuan untuk Childfree Berkaitan dengan Tingkat Edukasi
(*)