Parapuan.co - Bidan memiliki posisi strategis dalam sistem pelayanan kesehatan, terutama bagi ibu dan anak. Di berbagai pelosok Indonesia, di mana akses ke fasilitas kesehatan masih terbatas, bidan sering kali menjadi satu-satunya tenaga medis yang tersedia untuk mendampingi proses kehamilan, persalinan, hingga perawatan bayi baru lahir.
Bisa dibilang, peran bidan tidak hanya penting dalam konteks medis, tetapi juga menyentuh aspek sosial, emosional, dan psikologis bagi ibu, bayi, dan keluarganya. Bertepatan dengan Hari Bidan Nasional tanggal 24 Juni, yuk pahami peran bidan sebagai garda terdepan kesehatan ibu dan anak sebagaimana merangkum United Nations Population Fund (UNFPA) di bawah ini!
Penolong Pertama di Daerah Terpencil
Di banyak desa di Indonesia, terutama di wilayah terpencil, bidan desa adalah garda terdepan. Mereka tidak hanya membantu persalinan, tetapi juga melakukan penyuluhan gizi, pemberian imunisasi, hingga penanganan kasus kekerasan berbasis gender.
Dalam situasi darurat, bidan juga mampu mengambil tindakan cepat untuk menyelamatkan nyawa ibu maupun bayi, sebelum dirujuk ke rumah sakit rujukan terdekat.
Karena keterbatasan transportasi dan fasilitas, bidan bisa jadi harus bekerja dengan alat seadanya. Berkat keterampilan dan pengalaman bidan, bayi dan ibunya berhasil diselamatkan. Kisah-kisah seperti ini banyak terjadi di pelosok negeri dan mencerminkan peran penting bidan sebagai penyelamat nyawa.
Pendamping Emosional dan Sosial
Lebih dari sekadar tenaga medis, bidan juga memainkan peran sebagai pendamping emosional. Proses kehamilan dan melahirkan sering kali dipenuhi dengan kecemasan, terutama bagi ibu baru.
Kehadiran bidan yang sabar, suportif, dan penuh empati memberikan rasa aman dan kepercayaan diri bagi para ibu. Ini menjadi salah satu alasan mengapa hubungan antara bidan dan pasien kerap kali bersifat personal dan penuh kepercayaan.
Baca Juga: Komnas Perempuan: Profesi Perawat yang Didominasi Perempuan Rentan terhadap Kekerasan