Kerusakan Sosial yang Meluas
CRSV bukan hanya merusak kehidupan individu, tetapi juga menghancurkan struktur sosial dalam komunitas. Ketakutan, rasa malu, dan stigma membuat banyak korban memilih diam. Dalam beberapa kasus, mereka bahkan dipaksa meninggalkan komunitasnya dan hidup dalam pengasingan.
Dalam jangka panjang, kekerasan ini memperkuat ketimpangan gender, memperpanjang konflik, dan menghambat upaya rekonsiliasi. Jika dibiarkan tanpa penanganan yang tepat, dampaknya dapat berlangsung lintas generasi.
Pemulihan dan Pemberdayaan Penyintas
Untuk memutus siklus kekerasan dan membangun harapan, penting bagi komunitas internasional untuk menyediakan akses terhadap pemulihan yang menyeluruh. Ini termasuk layanan kesehatan mental, dukungan sosial berbasis komunitas, serta pendidikan dan perlindungan hukum bagi korban.
Penanganan CRSV harus dilakukan dengan pendekatan yang berpihak pada penyintas (survivor-centered approach). PBB mendorong pendekatan berbasis trauma dalam penyediaan layanan, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan lainnya.
PBB juga menegaskan bahwa penyintas berhak mendapatkan keadilan, reparasi, dan reintegrasi sosial. Reformasi kebijakan nasional diperlukan untuk mencegah kekerasan serupa di masa depan dan untuk menumbuhkan budaya yang menghargai hak asasi manusia.
Peran Misi Perdamaian dalam Mencegah CRSV
Dewan Keamanan PBB telah memberikan mandat khusus kepada sejumlah misi penjaga perdamaian untuk mencegah dan menangani CRSV, antara lain: