Maka, dengan menggeser semuanya ke format digital, Viding telah membantu mencegah lebih dari 312 ton CO₂e emisi karbon. Jumlah ini setara dengan menanam lebih dari 14.800 pohon baru. Ini karena satu pohon dewasa rata-rata mampu menyerap sekitar 21 kg CO₂e per tahun.
“Sejak awal, kami membayangkan Viding sebagai One Stop Platform Digitalisasi Pernikahan, bukan hanya untuk efisiensi teknis, tetapi juga sebagai solusi sosial dan lingkungan. Undangan digital adalah bukti nyata bahwa momen sakral bisa dirayakan tanpa meninggalkan jejak karbon,” ujar Alki Adi Joyo Diharjo (Joy), CEO Viding.
Menurut Joy, solusi digital semakin diminati, terutama oleh pasangan muda yang melek teknologi dan peduli lingkungan. Ia menambahkan bahwa Viding terus berinovasi dengan memperkaya fitur digitalnya, seperti buku tamu digital, live streaming yang didukung Viding Studio, hingga fitur AI generatif. Semua pengembangan ini bertujuan menciptakan ekosistem pernikahan yang efisien, praktis, dan minim pemborosan.
Selain itu, Joy juga mengingatkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar nilai tambah, tapi sudah menjadi DNA dari platform Viding. “Kami ingin setiap pasangan bukan hanya merasa dimudahkan secara teknis, tapi juga merasakan kepuasan emosional karena turut berkontribusi terhadap bumi,” jelasnya.
Ia percaya bahwa Viding dapat menjadi katalis perubahan dalam cara masyarakat merayakan momen penting tanpa meninggalkan dampak negatif terhadap lingkungan.
/photo/2025/06/17/whatsapp-image-2025-06-17-at-10-20250617062007.jpg)
Sebagai bukti komitmennya, Viding kini menghadirkan Carbon Saved Tracker langsung di dashboard pengguna. Fitur ini memungkinkan setiap pasangan memantau secara real-time berapa banyak emisi karbon yang berhasil mereka hemat dengan memilih undangan digital.
“Kami ingin menjadikan jejak karbon yang dihindari ini sebagai kebanggaan bersama. Ini bukan sekadar angka, ini adalah bagian dari cerita cinta yang berkelanjutan,” tambah Joy bangga.
Lebih dari 36 ribu pasangan telah memilih Viding untuk momen spesial mereka. Berbagai alasan menjadi pendorong, mulai dari kemudahan menyebarkan undangan, efisiensi waktu dan biaya, fleksibilitas desain, hingga kesadaran akan pengurangan limbah. Beberapa pengguna bahkan merasa terbantu karena undangan digital mengurangi tekanan logistik dan beban biaya yang kerap muncul pada undangan fisik.
(*)
Baca Juga: Banyak Undangan Pernikahan? Ini 3 Pilihan Bulu Mata Palsu untuk Makeup Kondangan