Mendaki Gunung Merbabu bersama Mona Kelana, Ajarkan Zero Waste Adventure

Citra Narada Putri - Kamis, 5 Juni 2025
Petualangan Mona Kelana ke Taman Nasional Gunung Merbabu bersama National Geographic Indonesia.
Petualangan Mona Kelana ke Taman Nasional Gunung Merbabu bersama National Geographic Indonesia. (Dok. Main Outdoor)


Parapuan.co - Di tengah gemuruh media sosial yang sering kali hanya menyoroti keindahan visual destinasi, muncul suara-suara yang menyerukan esensi sejati dari sebuah perjalanan: tanggung jawab. Yaitu Mona Kelana, sebuah inisiatif dari WWF Indonesia yang bertujuan untuk menginspirasi perjalanan berkelanjutan dan apresiasi yang lebih mendalam terhadap alam.

Dirancang untuk mendorong keterlibatan aktif, MoNa Kelana menjadi platform vital yang memberdayakan individu untuk memberikan kembali kepada alam. Secara khusus, program ini menciptakan sebuah ruang berharga bagi para Mona Member untuk menyelami lebih dalam upaya konservasi WWF Indonesia.

Ini adalah kesempatan unik bagi mereka untuk tidak hanya berpartisipasi, tetapi juga menjadi saksi mata langsung atas perubahan signifikan dan keberhasilan yang dihasilkan dari dedikasi kolektif tersebut.

Aktris Della Dartyan, sebagai Duta MoNa Kelana, bukan hanya sekadar representasi. Ia menghidupkan misi untuk kembali ke alam melalui untaian kisah pribadi nan inspiratif. Della dengan berani menyingkap perjalanannya dalam menaklukkan ketakutan dan memeluk erat keindahan alam.

Pengalaman transformatif ini, yang terabadikan dengan indah dalam buku "Biru Kelana", berfungsi sebagai panggilan nyata bagi setiap pembaca untuk memulai petualangan ramah lingkungan mereka sendiri dan merajut koneksi yang mendalam dan penuh makna dengan planet kita.

Data Youthlab menunjukkan bahwa pemuda Indonesia khawatir akan isu lingkungan, dan MoNa hadir sebagai solusi praktis untuk aksi penyelamatan lingkungan. Maka dengan Mona Kelana, kita dapat menemukan destinasi yang menakjubkan sambil mempraktikkan wisata ramah lingkungan dan pariwisata berkelanjutan. Sekaligus menciptakan dampak positif dengan mengunjungi desa-desa, mempelajari budaya lokal, atau mendukung ekonomi lokal.

Sebelumnya, pada tahun 2024, MoNa Kelana sukses besar saat Della Dartyan memimpin ekspedisi ke Gunung Prau bersama para pesohor seperti Luna Maya, Yura Yunita, dan Marianne Rumantir, serta beberapa Mona Members. Melihat dampak positifnya, misi ini kembali digulirkan dengan semangat baru.

Kini, MoNa Kelana berhasil merangkul khalayak yang jauh lebih luas untuk bersama-sama menggaungkan seruan pemberdayaan lingkungan, memperkuat gelombang kesadaran akan pentingnya menjaga alam. Dimana Mona Kelana melibatkan Mona Warrior yang lebih masif, yaitu Della Dartyan, Yura Yunita, Marianne Rumantir, Tissa Biani, Daffa Wardhana, Tarra Budiman, Dion Wiyoko hingga Jerhemy Owen.

Bersama Mona Members yang lebih banyak, inisiatif yang turut didukung oleh National Geographic Indonesia ini pun menyasar Taman Nasional Gunung Merbabu sebagai destinasi untuk memraktekkan zero waste adventure.

Kegiatan yang diadakan pada 28 Mei 2025 ini jauh melampaui sekadar pendakian biasa. Tim PARAPUAN yang berpartisipasi tak hanya menaklukkan puncak, tetapi juga memperoleh pengetahuan berharga mengenai praktik pendakian yang aman, bertanggung jawab terhadap alam, dan peduli terhadap kelestarian lingkungan sekitar.

Baca Juga: Bukan Hanya Hipotermia, Ini Masalah Kesehatan saat Mendaki Gunung Tinggi

Sebelum mendaki Gunung Merbabu melalui jalur Selo, Boyolali, Jawa Tengah, agenda kegiatan dimulai dengan aksi menanam pohon bersama di kaki gunung. Adapun setiap pendaki diwajibkan menanam minimal satu pohon, dengan menggunakan bibit pohon kayu keras dan buah, seperti sengon, dempul, gondang hingga wilodo. 

Kegiatan menanam bersama Mona Kelana di kaki Gunung Merbabu via Selo.
Kegiatan menanam bersama Mona Kelana di kaki Gunung Merbabu via Selo. (Dok. Main Outdoor)

“WWF Indonesia akan terus mengajak semua orang termasuk influencer yang mau bekerja sama dengan kami untuk terus bersuara dan membuat dampak positif bagi alam Indonesia juga menjadi pelancong yang bertanggung jawab atau responsible traveler, menjadi adventurer tapi tetap Zero Waste,” ujar Adita Bayunanda, CEO WWF-Indonesia.

Bersamaan dengan itu, Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, turut melepas rombongan dan melakukan uji coba teknologi Radio Frequency Identification (RFID). Ini merupakan sebuah gelang transponder berwarna oranye yang digunakan sebagai metode identifikasi dan pelacakan objek secara otomatis. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pelacakan pendaki yang memasuki area serta mempermudah proses evakuasi apabila ada pendaki yang tersesat.

Selama pendakian kurang lebih enam jam, tim PARAPUAN merasakan tantangan fisik yang intens. Kendati demikian, kelelahan tersebut tak mengurungkan niat untuk bisa sampai ke campsite, karena banyaknya dukungan dari Mona Members yang tak pernah lelah memberikan semangat dan bantuan.

Lebih dari itu, pendakian ini menjadi terasa lebih bermakna, karena pemandu dari Main Outdoor dan teman-teman WWF Indonesia yang selalu mengingatkan pentingnya menjaga alam selama petualangan dilakukan, bahkan dengan langkah-langkah kecil sekalipun.

Misalnya, saat beristirahat di Pos 1, terdapat seekor kera yang berlalu lalang. Umumnya, mungkin kita akan tergiur untuk memberikan makan kepada hewan tersebut. Namun, tim PARAPUAN  diingatkan bahwa memberikan makan terhadap hewan liar justru akan berdampak buruk bagi ekosistem. Mulai dari mengubah perilaku alami hewan karena ketergantungan pada makanan yang diberikan manusia, penularan penyakit, kerusakan habitat, hingga berujung pada ketidakseimbangan ekosistem.

Tak sampai di situ, semangat untuk menjadi pendaki yang bertanggung jawab juga diuji, ketika keindahan Gunung Merbabu via Selo dinodai dengan beberapa sampah yang ditinggalkan oleh para pendaki tak bertanggung jawab. Dengan sigap, Mona Warrior dan Members pun langsung mengambil sejumlah sampah-sampah yang masih berceceran.

Marianne Rumantir, salah satu Mona Warrior memungut sampah yang berserakan di Gunung Merbabu.
Marianne Rumantir, salah satu Mona Warrior memungut sampah yang berserakan di Gunung Merbabu. (Dok. Main Outdoor)

Baca Juga: Persiapan Fisik yang Perlu Dilakukan Perempuan Sebelum Mendaki Gunung

Proses memungut sampah ini ternyata bukan hanya sekadar membersihkan. Ada pelajaran berharga yang kami dapatkan di setiap pungutan. Kami belajar untuk lebih teliti dan sabar. Tapi yang terpenting, kami belajar tentang pentingnya tanggung jawab kolektif, bahwa menjaga keindahan alam adalah tugas kita bersama, bukan hanya segelintir orang. 

Pengalaman Tak Bernilai

Mona Kelana Series Gunung Merbabu memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para Mona Warriors maupun Members. Misalnya saja seperti yang dirasakan oleh Yura Yunita, penyanyi dan Mona Warrior yang sudah dua kali mengikuti kegiatan Mona Kelana. 

"Perjalanan kali ini benar-benar luar biasa. Banyak belajar kalau kita pergi ke alam kita perlu menerapkan zero waste adventure. Jangan sampai sekecil apapun kita meninggalkan sampah di gunung, karena itu sangat berpengaruh pada alam. Dan kalau kita melakukan perubahan dengan kebiasaan-kebiasaan kecil, itu bisa sangat berpengaruh bagi masa depan kita," ujar Yura.  

Sementara itu Lilian, Mona Member dari Jakarta yang mengaku sudah dua kali mengikuti Mona Kelana, juga tak kalah bersemangatnya dengan pendakian ini. "Perasaannya puas, seneng, dan terharu. Kesannya, pas sampai ke puncak (Gunung Merbabu) perasaan campur aduk. Semuanya indah, dan selama perjalanan juga jadi banyak renungan. Jadi kita sangat bersyukur pas udah sampai atas," ujar Lilian. 

Perasaan yang sama juga dialami oleh Febri, salah satu Mona Member dari Bandung yang baru pertama kali mengikuti sesi Mona Kelana bersama WWF Indonesia ini. "Senang yah, karena ini bukan cuman pendakian tapi ada edukasinya supaya kita menjadi lebih mindful. Kebetulan saya juga suka naik gunung, jadi ini bukan cuman menikmati pemandangannya tapi juga saling mengingatkan dan menjaga untuk tidak meninggalkan jejak," cerita Febri. 

Pendakian ke puncak memang menantang, namun semangat Mona Warrior dan Members tak kendur. Setiap langkah yang terpacu menuju ketinggian 3.145 mdpl, semakin menguatkan janji untuk menjadi pendaki yang bertanggung jawab.

Pemandangan sunrise dari puncak Merbabu yang memesona adalah hadiah tak ternilai. Di sana, di ketinggian, kami tidak hanya merasakan keagungan alam, tetapi juga merenungkan dampak jejak kaki kita terhadapnya.

Pengalaman mendaki tim PARAPUAN ke Gunung Merbabu bersama Mona Kelana menjadi kenangan tak terlupakan. Bukan hanya karena keindahan puncaknya, tetapi karena kami diajak untuk menjadi bagian dari solusi, bukan sekadar pengunjung.

Kami belajar bahwa mendaki bukan hanya tentang menaklukkan gunung, tetapi tentang menaklukkan diri sendiri dari sifat acuh tak acuh, dan menjadi bagian dari konservasi alam yang berkelanjutan. Mona Kelana adalah pengingat bahwa kita semua memiliki peran dalam membentuk masa depan pariwisata yang lebih ramah lingkungan.

Keindahan Gunung Merbabu yang harus dijaga dengan menerapkan zero waste adventure.
Keindahan Gunung Merbabu yang harus dijaga dengan menerapkan zero waste adventure. (Dok. Fachri Ginanjar/PARAPUAN)

(*)

Baca Juga: National Geographic Indonesia dan Majalah Bobo Gelar Sekolah Konservasi di Lereng Gunung Muria