Ternyata Penyakit Bisa Berdampak Berbeda pada Perempuan dan Laki-Laki

Arintha Widya - Senin, 9 Juni 2025
Mengapa penyakit berdampak berbeda pada laki-laki dan perempuan?
Mengapa penyakit berdampak berbeda pada laki-laki dan perempuan? marchmeena29

Parapuan.co - Selama ini, barangkali banyak anggapan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam hal kesehatan semata-mata dipengaruhi oleh faktor genetik. Namun, studi baru yang dipublikasikan di Nature Communications menunjukkan bahwa pendekatan semacam itu terlalu sempit.

Peneliti dari Queen Mary University of London seperti mengutip European Commission, menyarankan agar kita mulai melihat lebih luas, mencakup faktor sosial dan lingkungan, untuk memahami kenapa penyakit bisa menyerang laki-laki dan perempuan secara berbeda.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah, kita bisa mempelajari biologi manusia sedetail ini, mulai dari gen, protein, dan lainnya," ujar Mine Koprulu, peneliti pascadoktoral dari Precision Healthcare University Research Institute (PHURI).

Dalam studi ini, tim peneliti menganalisis data dari dua sumber besar, yaitu UK Biobank dan Fenland Study, yang melibatkan lebih dari 56.000 individu dengan proporsi seimbang antara laki-laki dan perempuan. Mereka menelusuri hubungan antara 6.000 jenis protein dalam darah dan ratusan penyakit untuk mencari tahu apakah ada perbedaan yang signifikan secara genetik antar jenis kelamin.

Hasilnya cukup mengejutkan, di mana hanya sekitar 100 protein yang menunjukkan perbedaan signifikan antar jenis kelamin.

"Hasil kami dengan jelas menunjukkan bahwa—dengan sangat sedikit pengecualian—varian genetik yang mengatur protein sejauh ini bekerja dengan cara yang sangat mirip pada laki-laki dan perempuan," jelas Prof. Claudia Langenberg, Direktur PHURI dan profesor bidang pengobatan komputasional di Berlin Institute of Health di Charité.

Dengan kata lain, secara genetik, pria dan perempuan lebih banyak memiliki kesamaan daripada perbedaan dalam hal regulasi protein dalam tubuh. Namun demikian, itu tak cukup menjelaskan perbedaan nyata yang kita lihat dalam dampak penyakit sehari-hari.

Faktor Sosial dan Lingkungan Tak Kalah Penting

Tim peneliti kemudian menyoroti pentingnya faktor eksternal, seperti:

  • Lokasi tempat tinggal
  • Jenis pekerjaan
  • Tingkat pendidikan
  • Gaya hidup
  • Stabilitas keuangan

Baca Juga: Memberdayakan Kesehatan Perempuan dengan Pemeriksaan di Setiap Fase Kehidupan

Faktor-faktor tersebutlah yang diduga kuat memengaruhi perbedaan hasil kesehatan antara pria dan perempuan dalam kehidupan nyata.

"Temuan kami menyoroti kebutuhan untuk memahami lebih baik faktor-faktor yang berdampak pada perbedaan kesehatan, baik di tingkat genetik maupun di luar itu, agar kita bisa menciptakan layanan kesehatan yang lebih personal dan adil untuk semua," tambah Koprulu.

Hal ini juga relevan bagi pengembangan obat yang kini banyak didasarkan pada data genetik dan level protein dalam darah. Menurut Prof. Langenberg, memahami perbedaan populasi, termasuk antara pria dan perempuan, sangat penting untuk mengarahkan praktik pengobatan presisi.

"Dari perspektif ini, memahami perbedaan populasi dalam regulasi protein sangat penting untuk membimbing pendekatan pengobatan presisi dan menentukan kapan satu pendekatan tidak cocok untuk semua," katanya.

Pada akhirnya, genetik memang berperan, tapi kita tidak bisa mengubah gen kita. Sebaliknya, kita bisa mengelola hal-hal yang bisa dikendalikan—mulai dari gaya hidup sehat hingga menciptakan lingkungan sosial yang mendukung.

Perbedaan dampak penyakit antara pria dan perempuan tak hanya ditentukan oleh gen.

Kita juga harus melihat faktor sosial, lingkungan, dan gaya hidup sebagai bagian dari solusi untuk membangun sistem kesehatan yang inklusif dan berbasis bukti.

Melihat fakta di atas, artinya dalam hal penanganan dan pengobatan pun bisa jadi mesti dilakukan dengan berbeda antara perempuan dan laki-laki.

Baca Juga: Pakar Jelaskan Mengapa Investasi pada Kesehatan Perempuan Sangat Penting

(*)

Penulis:
Editor: Arintha Widya