Anak Terpapar Media Sosial Sejak Dini, Ketahui Dampak Psikologisnya

Saras Bening Sumunar - Kamis, 12 Juni 2025
Dampak psikologis media sosial pada anak.
Dampak psikologis media sosial pada anak. Freepik

Parapuan.co - Saat ini, kehidupan seakan tak terpisah dari perkembangkan tekonologi, termasuk media sosial. Meski memudahkan pada beberapa kondisi, situasi ini nyatanya bisa membawa dampak psikologis yang cukup besar bagi anak apabila terpapar media sosial terlalu dini. 

Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun kini tumbuh di tengah arus informasi yang datang tanpa henti dari berbagai platform digital seperti Instagram, TikTok, YouTube, dan lainnya.

Beberapa orang tua dengan sengaja memperkenalkan media sosial kepada anak-anak mereka sejak usia yang sangat muda, entah demi hiburan, edukasi, atau sekadar mengikuti tren digital parenting.

Sayangnya, di balik kemudahan akses dan berbagai konten menarik yang ditawarkan media sosial, tersembunyi berbagai dampak serius. Ini dapat mengganggu perkembangan psikologis anak, terutama ketika mereka belum memiliki kematangan mental dan emosional untuk memproses informasi secara bijak.

Ketika seorang anak terlalu dini terpapar media sosial, mereka akan menghadapi dunia maya yang sangat berbeda dari dunia nyata. Anak seharusnya menghadapi dunia nyata dengan interaksi langsung, permainan fisik, dan eksplorasi lingkungan sekitar.

Menurut psikiater berlisensi, Linda Mayes, MD, munculnya media sosial memberikan tantangan yang sama seperti ketika televisi muncul. Ia menjelaskan bahwa seperti halnya menonton televisi, ada banyak dampak psikologis yang akan dirasakan anak ketika mereka terpapar media sosial terlalu dini.

"Masalah yang kita hadapi sekarang (munculnya media sosial) mirip dengan uang kita hadapi saat televisi muncul," ujar Linda dikutip dari laman Yale Medicine.

Dampak Psikologis Ketika Anak Terpapar Media Sosial Sejak Dini

Anak-anak yang sering melihat konten-konten penuh pencitraan di media sosial cenderung membandingkan diri mereka dengan tokoh-tokoh di layar smartphone. 

Baca Juga: Fenomena Remaja Mudah Terpengaruh Konten Media Sosial, Kenapa?

Mereka bisa merasa kurang, tidak cukup baik, atau tidak menarik secara fisik hanya karena tidak bisa meniru gaya hidup atau penampilan yang dilihat di layar. Hal ini dapat menyebabkan krisis identitas sejak dini dan membentuk persepsi negatif tentang diri sendiri.

Rasa tidak puas ini bisa berujung pada rendahnya harga diri, bahkan munculnya gangguan kecemasan sosial. Selain mengalami krisis identitas, anak juga akan rentan terpapar konten negatif yang tidak sesuai usia mereka.

Tidak semua konten di media sosial bisa dikontrol atau disesuaikan dengan usia anak, bahkan ketika anak menggunakan akun dengan pengawasan orang tua. Banyak anak secara tidak sengaja, misalnya karena rasa ingin tahu yang tinggi, terpapar konten kekerasan, ujaran kebencian, pornografi, atau informasi menyesatkan.

Paparan semacam ini bisa mengganggu perkembangan mental anak, membentuk persepsi keliru tentang hubungan sosial. Dalam beberapa kasus, ini bisa menyebabkan trauma psikologis.


Kapan Anak Siap Menggunakan Media Sosial?

Merujuk dari laman Child Mind Institutewaktu terbaik untuk setiap anak menggunakan media sosial tidak hanya bergantung pada usia, tetapi juga kedewasaan mereka.

Seringnya, orang tua mengenalkan media sosial pada anak ketika mereka berusia 13 tahun. Namun kenyataannya, itu bukanlah usia ideal untuk anak bermedia sosial.

Jerry Bubrick, PhD, seorang psikolog klinis, mengatakan 17 tahun menjadi usia cukup untuk anak bermedia sosial. Dave Anderson, PhD, seorang psikolog klinis juga sepakat dengan pendapat tersebut.

Meski begitu, Dave Anderson menekankan agar orang tua tetap memberikan pengawaan pada anak ketika mereka mulai menggunakan media sosial.

"Akses awal harus disertai dengan banyak pembicaraan sebelumnya dan orang tua juga perlu memberikan pengawasan," jelasnya.

Baca Juga: Kenapa Public Figure Menyembunyikan Wajah Anaknya di Media Sosial?

(*)

Sumber: Child Mind Institute,Yale Medicine
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini