Misalnya:
- Anak: "Kenapa langit biru?"
- Orang tua: "Karena cahaya dari matahari dibiaskan oleh udara, dan warna biru paling mudah terlihat dari bumi."
Tak masalah jika tidak semua jawaban sempurna atau lengkap. Yang penting, anak tahu bahwa rasa ingin tahunya dihargai.
2. Tetapkan Batas dengan Penuh Empati
Kalau kita sedang lelah atau kewalahan, tak ada salahnya menetapkan jeda. Bukan untuk menghentikan rasa penasaran anak, tetapi untuk menjaga kualitas interaksi.
Contoh kalimat yang bisa digunakan: "Aku suka sekali kamu banyak bertanya, tandanya kamu pintar dan ingin tahu. Tapi sekarang kita istirahat dulu ya, nanti kita lanjut ngobrol lagi."
Pendekatan seperti ini menunjukkan bahwa batasan tetap bisa hadir tanpa mematikan semangat anak.
3. Balik Bertanya: Ajak Mereka Berpikir
Alih-alih langsung memberi jawaban, kita bisa membalik pertanyaan dan mengajak anak berpikir. Contoh:
- Anak: "Kenapa burung punya sayap?"
- Orang tua: "Menurutmu, kenapa mereka butuh sayap? Yuk, kita amati, mereka pakai sayapnya buat apa, ya?"
Dengan cara ini, anak belajar berpikir kritis, menyusun hipotesis, dan mencari sendiri makna dari hal yang ia lihat.