Tips Tidur Sehat untuk Anak Berdasarkan Usianya, Ibu Perlu Tahu

Tim Parapuan - Senin, 19 Mei 2025
Tips agar bayi tidur nyenyak
Tips agar bayi tidur nyenyak Freepik

Parapuan.co -  Sebagai seorang ibu, memastikan anak mendapatkan tidur cukup bukan hanya rutinitas malam, tetapi juga tentang memberikan cinta dan perlindungan. Tidur berkualitas memainkan peran penting dalam perkembangan fisik dan mental anak.

Tidur penting bagi anak-anak karena mendukung berbagai aspek perkembangan, baik secara fisik, kognitif, maupun emosional.

Saat anak tidur, otak memproses informasi yang telah mereka pelajari sepanjang hari, membantu mengonsolidasikan memori, meningkatkan kemampuan belajar, serta mempertajam fokus dan konsentrasi.

Tidak hanya itu, tidur juga berperan penting dalam pengaturan emosi. Saat tidur cukup, mereka cenderung lebih mampu mengelola stres dan emosi negatif dibandingkan anak yang kurang tidur.

Selain itu, tidur membantu tubuh anak tumbuh dan pulih. Hormon pertumbuhan diproduksi saat anak tidur, yang menjelaskan mengapa tidur sangat penting bagi bayi dan balita.

Sistem kekebalan tubuh juga bekerja lebih optimal saat anak beristirahat, menjadikan mereka lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit. Tidur yang tidak cukup dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik mereka, meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan tekanan darah.

Melansir Sleep Foundation, kurang tidur bisa memberikan efek negatif jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak-anak yang tidak cukup tidur biasanya lebih mudah marah, hiperaktif, dan memiliki kesulitan dalam fokus serta konsentrasi.

Anak-anak mungkin juga terlihat mengantuk sepanjang hari, sulit mengikuti pelajaran di sekolah, dan cenderung menjadi lebih impulsif dalam perilaku mereka. Hal ini bisa memengaruhi hubungan sosial dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar.

Dalam jangka panjang, kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan dan perilaku, termasuk gangguan mood seperti kecemasan dan depresi. Kualitas tidur yang buruk secara terus-menerus juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti penurunan daya tahan tubuh dan gangguan metabolik. 

Baca Juga: 7 Cara Efektif Mencegah Pola Asuh Victim Mentality pada Anak

 

Oleh karena itu, sebagai orang tua kita perlu mengetahui tips tidur sehat untuk anak-anak berdasarkan usia. Masih dilansir dari Sleep Foundation, berikut penjelasannya: 

Bayi (0–12 Bulan)

Bayi belum memiliki ritme sirkadian yang stabil, sehingga mereka sering kali terbangun di malam hari. Hal ini merupakan bagian dari perkembangan normal.

Untuk membantu bayi mulai mengenali pola siang dan malam, orang tua dapat menerapkan rutinitas tidur sederhana seperti mandi air hangat, mematikan lampu terang, dan menyanyikan lagu nina bobo. Konsistensi rutinitas membantu bayi mengasosiasikan aktivitas tertentu dengan waktu tidur.

Saat bayi terbangun di malam hari, penting untuk tetap tenang dan tidak memberikan stimulasi berlebihan. Gunakan lampu yang redup dan hindari kontak mata terlalu intens.

Jika bayi menangis, tenangkan dengan suara lembut atau sentuhan tanpa langsung menggendong, kecuali jika memang diperlukan. Memberikan kesempatan bayi untuk menenangkan diri sendiri juga merupakan langkah awal dalam mengembangkan kebiasaan tidur yang sehat.

- Balita (1–3 Tahun)

Balita sering menghadapi tantangan tidur karena rasa takut berpisah dari orang tua atau keinginan untuk terus bermain. Mereka juga mulai mengembangkan kemandirian, yang membuat mereka cenderung menunda waktu tidur dengan berbagai alasan.

Baca Juga: Belajar dari Gajah, Apa Itu Elephant Parenting yang Dianggap Pola Asuh Paling Sehat?

Untuk itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan rutinitas malam yang konsisten, menyenangkan, dan memberikan rasa aman. Membacakan buku, memberi pelukan, dan mematikan lampu bersama bisa menjadi sinyal bahwa waktu tidur sudah tiba.

Memberikan pilihan kecil kepada balita, seperti memilih piyama atau buku cerita, memberi mereka rasa kontrol yang dapat mengurangi perlawanan. Jangan masuk dalam negosiasi panjang yang bisa memperpanjang waktu tidur.

Tetap tegas, namun dengan sikap penuh kasih adalah kunci. Anak-anak di usia ini merespons dengan baik pada batasan yang jelas, namun diberikan dengan empati.

- Anak Usia Sekolah (6–12 Tahun)

Anak usia sekolah mulai menghadapi tekanan akademik dan sosial yang lebih besar. Kegiatan ekstrakurikuler, pekerjaan rumah, dan paparan terhadap teknologi bisa mengganggu waktu tidur mereka.

Orang tua harus membantu mereka mengatur waktu secara bijak agar tidur tetap menjadi prioritas. Salah satu cara efektif adalah dengan menetapkan waktu tidur dan bangun yang konsisten, termasuk di akhir pekan. Hal ini dapat membantu menjaga ritme sirkadian anak tetap stabil.

Pastikan juga kamar tidur anak menjadi ruang yang nyaman dan hanya digunakan untuk tidur. Hindari membiarkan anak mengerjakan PR atau bermain gadget di tempat tidur.

Waktu layar sebaiknya dikurangi setidaknya satu jam sebelum tidur. Sebagai gantinya, ajak anak melakukan kegiatan relaksasi seperti membaca buku atau mendengarkan musik yang menenangkan. Kualitas tidur yang baik akan meningkatkan konsentrasi dan performa akademik mereka.

- Remaja (13–18 Tahun)

Baca Juga: Dukung Anak dengan Bipolar dan Skizofrenia Lewat Peran Keluarga

Remaja mengalami perubahan biologis yang membuat mereka secara alami ingin tidur dan bangun lebih larut. Namun, tuntutan sekolah yang dimulai pagi hari sering kali bertentangan dengan ritme alami ini, membuat remaja kurang tidur secara kronis.

Remaja yang kurang tidur lebih mudah mengalami masalah suasana hati, stres, dan penurunan prestasi akademik.

Orang tua perlu memahami hal ini dan mendukung anak dalam mengatur jadwal tidur yang realistis dan konsisten.

Komunikasi terbuka sangat penting dalam membantu remaja memahami pentingnya tidur. Bantu mereka memprioritaskan tidur di tengah jadwal yang padat.

Hindari kafein di sore hari dan ajak diskusi tentang dampak begadang dan penggunaan gadget sebelum tidur. Terpenting, orang tua juga harus menjadi panutan dalam menjaga kebiasaan tidur yang sehat, karena remaja sangat peka terhadap contoh di rumah.

Sebagai ibu, membantu anak-anak mendapatkan tidur yang cukup adalah bentuk kasih sayang dan perhatian.

Apabila kita memahami kebutuhan tidur mereka dan menerapkan kebiasaan tidur yang sehat, kamu dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan optimal mereka.

Ingatlah, bahwa tidur yang berkualitas adalah investasi dalam kesehatan dan kebahagiaan anak-anak.

Meluangkan waktu untuk menciptakan rutinitas tidur yang baik dan mengidentifikasi tanda-tanda gangguan tidur sedini mungkin harus dilakukan kita sebagai orang tua. 

Baca Juga: Nama Bayi untuk Orang Tua Pencinta Musik, Penuh Makna dan Harmoni

(*)

Celine Night