Regulasi Saja Tak Cukup, Ini Pentingnya Orang Tua Aktif Jaga Anak di Dunia Maya

Arintha Widya - Selasa, 13 Mei 2025
Pentingnya kehadiran orang tua dampingi anak di dunia maya.
Pentingnya kehadiran orang tua dampingi anak di dunia maya. metamorworks

Parapuan.co - Di era digital seperti sekarang, dunia maya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari anak-anak. Mereka menggunakan internet untuk belajar, bermain, dan bersosialisasi. Namun, di balik manfaat tersebut, ada berbagai ancaman yang mengintai dan bisa membahayakan jika tak diawasi. Di sinilah peran orang tua menjadi sangat penting.

Pemerintah sebenarnya sudah berupaya melindungi anak melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025. Regulasi ini mengatur tata kelola sistem elektronik agar lebih aman bagi anak-anak. Tujuannya adalah mencegah mereka terpapar konten berbahaya dan ancaman digital lainnya. Meski begitu, peran sistem dan regulasi saja tidak cukup.

Melansir Instagram Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), fakta menunjukkan bahwa perlindungan terbaik tetap datang dari lingkup terdekat, yaitu keluarga. Orang tua adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan digital anak.

Pentingnya Orang Tua Jaga Anak di Dunia Maya

Tanpa keterlibatan aktif orang tua, aturan formal bisa saja tak berdampak maksimal. Ini karena banyak situasi digital terjadi secara personal dan cepat, sehingga sulit terpantau hanya dengan sistem.

Jika anak-anak dibiarkan berselancar di internet tanpa pendampingan, risiko yang mereka hadapi sangat besar. Salah satu ancaman utama adalah cyberbullying atau perundungan digital. Bentuknya bisa berupa ejekan, penghinaan, bahkan ancaman, dan ini bisa meninggalkan dampak psikologis yang mendalam. Anak bisa merasa tertekan, cemas, atau kehilangan kepercayaan diri.

Ancaman lainnya adalah penipuan online, yang kini semakin marak dan menyasar pengguna muda yang kurang waspada. Mereka bisa saja tergoda oleh hadiah palsu atau ajakan membeli barang yang ternyata tidak nyata. Tanpa pemahaman yang cukup, anak bisa membagikan data pribadi atau melakukan transaksi yang merugikan.

Anak-anak juga sangat rentan terpapar konten negatif, seperti kekerasan, pornografi, atau ujaran kebencian. Konten seperti ini bisa muncul secara tidak sengaja saat anak menjelajah internet atau menonton video di platform tertentu. Jika tidak diawasi, anak bisa menganggap konten tersebut normal dan menirunya dalam kehidupan nyata.

Yang paling berbahaya, anak bisa menjadi target predator online. Mereka adalah pelaku yang berpura-pura menjadi teman sebaya dan mendekati anak secara perlahan. Tanpa pendampingan orang tua, anak bisa terjebak dalam hubungan yang manipulatif dan membahayakan. Beberapa kasus bahkan berujung pada pertemuan langsung yang berisiko tinggi.

Baca Juga: Komitmen Pemerintah untuk Melindungi Anak dari Ancaman Dunia Digital

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya