Parapuan.co - Sebagai seorang ibu, memastikan anak mendapatkan tidur cukup bukan hanya rutinitas malam, tetapi juga tentang memberikan cinta dan perlindungan. Tidur berkualitas memainkan peran penting dalam perkembangan fisik dan mental anak.
Tidur penting bagi anak-anak karena mendukung berbagai aspek perkembangan, baik secara fisik, kognitif, maupun emosional.
Saat anak tidur, otak memproses informasi yang telah mereka pelajari sepanjang hari, membantu mengonsolidasikan memori, meningkatkan kemampuan belajar, serta mempertajam fokus dan konsentrasi.
Tidak hanya itu, tidur juga berperan penting dalam pengaturan emosi. Saat tidur cukup, mereka cenderung lebih mampu mengelola stres dan emosi negatif dibandingkan anak yang kurang tidur.
Selain itu, tidur membantu tubuh anak tumbuh dan pulih. Hormon pertumbuhan diproduksi saat anak tidur, yang menjelaskan mengapa tidur sangat penting bagi bayi dan balita.
Sistem kekebalan tubuh juga bekerja lebih optimal saat anak beristirahat, menjadikan mereka lebih tahan terhadap infeksi dan penyakit. Tidur yang tidak cukup dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik mereka, meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan gangguan tekanan darah.
Melansir Sleep Foundation, kurang tidur bisa memberikan efek negatif jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek, anak-anak yang tidak cukup tidur biasanya lebih mudah marah, hiperaktif, dan memiliki kesulitan dalam fokus serta konsentrasi.
Anak-anak mungkin juga terlihat mengantuk sepanjang hari, sulit mengikuti pelajaran di sekolah, dan cenderung menjadi lebih impulsif dalam perilaku mereka. Hal ini bisa memengaruhi hubungan sosial dengan teman sebaya dan orang dewasa di sekitar.
Dalam jangka panjang, kurang tidur kronis dapat meningkatkan risiko gangguan perkembangan dan perilaku, termasuk gangguan mood seperti kecemasan dan depresi. Kualitas tidur yang buruk secara terus-menerus juga dapat menyebabkan masalah kesehatan fisik, seperti penurunan daya tahan tubuh dan gangguan metabolik.
Baca Juga: 7 Cara Efektif Mencegah Pola Asuh Victim Mentality pada Anak