Tantangan Rahayu Oktaviani sebagai Peneliti yang Melestarikan Owa Jawa

Arintha Widya - Kamis, 15 Mei 2025
Rahayu Oktaviani peneliti Owa Jawa
Rahayu Oktaviani peneliti Owa Jawa WFN Internal

Parapuan.co - Melestarikan satwa endemik seperti Owa Jawa bukanlah tugas yang mudah. Hal ini dibuktikan langsung oleh Rahayu Oktaviani, seorang peneliti, primatolog, sekaligus pendiri Yayasan KIARA (Konservasi Ekosistem Alam Nusantara), yang telah lama bergelut dalam penelitian sekaligus konservasi primata langka tersebut.

Dalam wawancara dengan PARAPUAN, Rahayu Oktaviani (disapa Ayu) menjelaskan berbagai tantangan yang ia hadapi dalam proses penelitiannya, baik dari sisi ilmiah maupun teknis, seperti keterlibatan masyarakat sekitar. Utamanya warga sekitar Taman Nasional Gunung Halimun, tempat Ayu meneliti Owa Jawa.

Penelitian yang Inklusif Jadi Tantangan Utama

Salah satu tantangan besar yang dihadapi Rahayu adalah bagaimana membuat hasil penelitian lebih inklusif dan membumi. Menurutnya, hasil riset sebaiknya tidak hanya berhenti di kalangan ilmuwan dan pembuat kebijakan, tetapi juga bisa dimengerti dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum, terutama mereka yang tinggal di sekitar habitat Owa Jawa.

"Kalau misalkan dari sisi penelitian ya, saya rasa salah satu tantangannya adalah bagaimana kita sebagai peneliti bisa menjadi lebih inklusif. Bagaimana caranya agar hasil penelitian tersebut dapat diterjemahkan secara lebih sederhana, sehingga sebagai contoh, masyarakat yang hidup di sekitar area tempat Owa Jawa hidup pun bisa tahu apa sih pentingnya kita melakukan penelitian," papar Ayu.

Menerjemahkan bahasa ilmiah ke dalam narasi yang bisa dimengerti masyarakat awam menjadi pekerjaan tersendiri yang tidak kalah penting. Bagi Rahayu, ini bukan sekadar komunikasi, tetapi juga strategi untuk menumbuhkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga satwa liar seperti Owa Jawa.

Ancaman Serius bagi Owa Jawa

Selain tantangan komunikasi, Rahayu juga menyoroti ancaman nyata terhadap Owa Jawa di alam liar. Dua hal utama adalah penyempitan habitat dan perdagangan ilegal Owa Jawa untuk dijadikan peliharaan.

"Ancaman-ancaman lain terkait dengan habitat dan kehidupan Owa Jawa sendiri pun masih tetap ada, baik dari sisi kurangnya habitat, karena memang luasan habitat mereka yang semakin menyempit, atau perdagangan ilegal yang menjadikan mereka sebagai suatu peliharaan," jelasnya.

Baca Juga: Sosok Rahayu Oktaviani yang Raih Penghargaan karena Pelestarian Owa Jawa

Sumber: Wawancara
Penulis:
Editor: Arintha Widya