Sosok Rahayu Oktaviani yang Raih Penghargaan karena Pelestarian Owa Jawa

Arintha Widya - Selasa, 6 Mei 2025
Rahayu Oktaviani pemenang penghargaan Whitley Awards 2025.
Rahayu Oktaviani pemenang penghargaan Whitley Awards 2025. Instagram @hempelfoundation

Parapuan.co - Di tengah hamparan hutan tersisa di Pulau Jawa yang kian terfragmentasi, secercah harapan muncul dari sosok perempuan inspiratif bernama Rahayu Oktaviani atau yang akrab disapa Ayu. Bersama timnya di Yayasan KIARA (Konservasi Ekosistem Alam Nusantara), Ayu mendedikasikan hidupnya untuk melindungi salah satu primata paling langka di dunia—Owa Jawa (Hylobates moloch).

Bukan semata melindungi Owa Jawa, Ayu juga melibatkan dan memberdayaan masyarakat sekitar, sebuah pendekatan penelitian yang barangkali bisa disebut sangat jarang dilakukan.

Atas dedikasi dan inovasinya, Rahayu Oktaviani dianugerahi Whitley Award 2025, sebuah penghargaan internasional bergengsi yang diberikan kepada para pelestari lingkungan dari berbagai penjuru dunia. Penghargaan ini menjadi pengakuan atas upayanya menjaga suara alam yang nyaris hilang, yaitu nyanyian Owa Jawa, sambil memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat di sekitarnya.

Bagaimana kisahnya? Simak cerita singkat mengenai Rahayu Oktaviani dan Yayasan KIARA sebagaimana dikutip dari laman Whitley Award di bawah ini!

Melestarikan Hutan, Memperkuat Komunitas

Pulau Jawa, yang menjadi rumah bagi lebih dari 60% populasi Indonesia, telah kehilangan sebagian besar tutupan hutannya akibat pertanian, urbanisasi, dan pembangunan infrastruktur. Kini, kurang dari 10% pulau ini masih berhutan, dan Owa Jawa hanya bertahan di sekitar 30 fragmen hutan kecil yang terpisah-pisah.

Salah satu bentang hutan terbesar yang tersisa adalah Taman Nasional Gunung Halimun Salak, yang membentang lebih dari 87.000 hektare dan menjadi habitat bagi 25–50% populasi Owa Jawa yang masih ada.

Namun, kawasan ini juga menjadi tempat tinggal bagi 116 desa, termasuk komunitas Sunda dan kelompok masyarakat adat. Pertumbuhan permukiman dan aktivitas manusia di dalam dan sekitar taman nasional meningkatkan tekanan terhadap habitat yang rapuh ini.

Berangkat dari pemahaman bahwa pelestarian tak bisa hanya mengandalkan perlindungan hukum semata, Ayu dan timnya menekankan pentingnya membangun rasa bangga hidup berdampingan dengan Owa Jawa.

Baca Juga: Figur Perempuan Inspiratif Paling Mencuri Perhatian di Tahun 2024, Siapa Saja?

Penulis:
Editor: Arintha Widya