Peran Rahayu Oktaviani dalam Pelestarian Owa Jawa dan Cara Menjadi Primatolog

Arintha Widya - Rabu, 14 Mei 2025
Peran primatolog Rahayu Oktaviani dalam pelestarian Owa Jawa.
Peran primatolog Rahayu Oktaviani dalam pelestarian Owa Jawa. Instagram @roktaviani

Parapuan.co - Di tengah gempuran pembangunan infrastruktur dan ancaman terhadap kelestarian hutan Indonesia, suara perempuan muda seperti Rahayu Oktaviani menjadi harapan baru dalam upaya pelestarian primata. Sebagai seorang primatolog, Ayu—begitu ia akrab disapa—berperan penting dalam riset dan konservasi primata, khususnya Owa Jawa, salah satu primata endemik Indonesia yang kini terancam punah.

PARAPUAN belum lama ini berkesempatan melakukan wawancara langsung dengan Rahayu Oktaviani. Prestasinya sebagai primatolog yang baru saja menerima penghargaan internasional Whitley Awards 2025 tentu dapat menginspirasi perempuan Indonesia.

Dalam wawancara tersebut, Ayu mengungkapkan tentang peran penting seorang primatolog dalam pelestarian primata atau dalam hal ini Owa Jawa. Ia juga berbagi tips untuk perempuan yang tertarik dengan dunia satwa dan ingin menjadi primatolog. Yuk, simak!

Apa Itu Primatolog dan Apa Perannya?

Primatolog adalah peneliti yang fokus pada studi tentang primata—kelompok mamalia yang mencakup monyet, kera, dan manusia. Dalam praktiknya, peran seorang primatolog mencakup banyak hal, mulai dari pengamatan perilaku primata di habitat aslinya, hingga merancang strategi konservasi berdasarkan data ilmiah yang mereka kumpulkan.

"Jadi, salah satu tugas kami adalah untuk memberikan data dan informasi terbaru mengenai apa saja sih yang harus kita ketahui dari primata yang menjadi target kita. Sebagai contoh, jika saya fokus kepada Owa Jawa, kemudian salah satu luaran atau goals dari riset kami adalah bagaimana kami bisa menghimpun data dan dan informasi yang cukup detail dan cukup panjang mengenai Owa Jawa," papar Ayu.

"Owa Jawa ini salah satu satwa liar, primata terutama, yang lifespan-nya rentang hidupnya cukup lama, sehingga butuh penelitian jangka panjang dan continuous terus-menerus untuk melakukan penelitian mengenai perilaku dari ekologi. Untuk itu kami di KIARA, kami melakukan kegiatan monitoring jangka panjang untuk Owa Jawa liar, khususnya di Taman Nasional Gunung Halimun Salak," imbuhnya.

Ayu menjelaskan bahwa riset yang ia dan timnya lakukan di KIARA (Konservasi Ekosistem Alam Nusantara) bersifat jangka panjang. Penelitian mereka terhadap Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Halimun Salak, misalnya, membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk memahami ekologi dan perilaku primata tersebut secara mendalam. Hal ini penting karena rentang hidup Owa Jawa yang panjang membuat observasi jangka pendek kurang efektif dalam menangkap dinamika hidupnya secara utuh.

Tujuan akhir dari riset tersebut bukan sekadar publikasi ilmiah, melainkan menyediakan dasar ilmiah bagi kebijakan pelestarian dan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga primata dan habitatnya.

Baca Juga: Sosok Rahayu Oktaviani yang Raih Penghargaan karena Pelestarian Owa Jawa

Penulis:
Editor: Arintha Widya