Mikronutrien:
Mikronutrien sendiri sangat penting dalam membentuk dan menyempurnakan fungsi otak, pencernaan, dan produksi hormon pada janin.
Asam folat, sangat penting di awal kehamilan untuk mencegah cacat tabung saraf seperti spina bifida. Selain itu, asam folat membantu pembentukan DNA dan pembelahan sel. Bayam, brokoli, alpukat, dan kacang-kacangan merupakan sumber asam folat.
Vitamin D yang bersumber dari paparan sinar matahari pagi, susu, dan suplemen akan mendukung pembentukan saraf dan kekebalan tubuh janin. Kadar vitamin D yang cukup juga dikaitkan dengan fungsi kognitif lebih baik.
Zat besi berperan membawa oksigen ke otak janin. Kekurangan zat besi bisa menyebabkan gangguan perkembangan mental. Sebagai informasi, daging merah, hati ayam, dan sayuran hijau seperti bayam merupakan sumber zat besi.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Ini Dampak Kekurangan Zat Besi pada Ibu Hamil bagi Kesehatan Janin
Kolin, merupakan nutrisi penting untuk pembentukan memori dan koneksi antar sel otak. Kolin dapat memperkuat daya ingat anak saat tumbuh besar dan bersumber dari kuning telur, hati, dan ayam.
Yodium dibutuhkan untuk produksi hormon tiroid, yang sangat penting bagi perkembangan otak. Kekurangan yodium bisa berdampak pada IQ anak. Sumber yodium bisa diperoleh dari garam beryodium, rumput laut, dan produk susu.
2. Kelola Stres
Saat ibu mengalami stres, tubuhnya memproduksi hormon kortisol dalam jumlah tinggi. Jika kadar hormon ini terus meningkat, ia bisa menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin, khususnya bagian otak yang mengatur emosi dan memori.
Hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, hiperaktivitas, atau kesulitan belajar di kemudian hari. Karena itu, mengelola stres selama kehamilan bukan hanya penting untuk kesehatan ibu, tapi juga krusial bagi pertumbuhan optimal otak bayi.
American Pregnancy Association menyarankan beberapa cara efektif untuk menurunkan stres, seperti mengikuti kelas yoga prenatal, melakukan latihan pernapasan atau meditasi ringan, serta menikmati musik klasik yang menenangkan. Menariknya, bayi dalam kandungan dapat merespons suara musik dengan peningkatan aktivitas otak, ini artinya stimulasi dari luar bisa membantu pembentukan koneksi antar sel sarafnya.
3. Hindari Paparan Zat Berbahaya
Paparan zat berbahaya selama kehamilan bisa meninggalkan dampak jangka panjang pada perkembangan otak janin. Rokok, alkohol, dan bahan kimia seperti pestisida, logam berat, atau BPA (biasa ditemukan dalam plastik dan kaleng makanan) dapat mengganggu pembentukan jaringan saraf juga memicu stres oksidatif dalam sel otak janin.
Penelitian dalam Environmental Science & Technology tahun 2022, menemukan bahwa anak-anak yang selama masa kehamilan ibunya terpapar tinggi bahan kimia ini memiliki skor IQ yang lebih rendah dan cenderung mengalami keterlambatan bicara atau gangguan perilaku. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk lebih waspada terhadap makanan kemasan, bahan pembersih rumah tangga, dan kualitas udara di sekitarnya.
Seperti membangun rumah yang kokoh, kecerdasan anak adalah hasil dari fondasi kuat. Proses ini dimulai bahkan sebelum mereka dilahirkan, ketika ibu mempersiapkan diri secara nutrisi, emosional, dan lingkungan.
Oleh karena itu, bagi para calon ibu, peliharalah tubuh, hati, dan pikiranmu. Sebab saat kamu merawat diri sendiri, kamu juga sedang membangun masa depan seorang anak yang cerdas, sehat, dan bahagia.
Baca Juga: Ibu Hamil Rentan Alami Stres, Waspada Dampaknya pada Janin dan Cara Mengatasinya
(*)
Celine Night