Perempuan Bukan Mesin Pembuat Bayi: Perlawanan Terhadap Ekspektasi

Tim Parapuan - Kamis, 26 Desember 2024
Benarkah keputusan childfree berkaitan dengan edukasi?
Benarkah keputusan childfree berkaitan dengan edukasi? iStockPhoto

Gerakan 4B memberikan inspirasi bagi banyak perempuan di luar Korea Selatan untuk memperjuangkan hak mereka atas tubuh dan kehidupan mereka sendiri.

Di China, sebuah gerakan yang terinspirasi oleh Gerakan 4B, yang dikenal dengan nama 6B4T, juga mulai muncul.

Gerakan ini menambahkan prinsip tambahan, termasuk menolak konsumerisme dan mendorong solidaritas di antara perempuan yang belum menikah.

Gerakan ini menggambarkan bahwa penolakan terhadap norma patriarki dan kehidupan tradisional tidak hanya merupakan isu lokal, tetapi juga merupakan perjuangan global yang melibatkan perempuan di seluruh dunia.

Gerakan 4B dan Perspektif di Indonesia

Di Indonesia, meskipun terdapat permasalahan yang berbeda, tantangan serupa dihadapi oleh perempuan dalam menuntut hak mereka untuk menentukan jalur kehidupan mereka.

Banyak perempuan yang merasa tertekan oleh norma-norma tradisional yang mengharuskan mereka untuk menikah, memiliki anak, dan mengurus rumah tangga.

Sering kali, perempuan dipandang hanya melalui perannya sebagai ibu dan istri, sementara pilihan untuk mengejar karier atau hidup tanpa kerja sama sekali.

Baca Juga: Meningkatkan Kesejahteraan Perempuan Lewat Kebijakan Pajak yang Setara

Salah satu fenomena yang muncul di Indonesia terkait dengan hal ini adalah semakin banyaknya perempuan yang memilih untuk menjalani kehidupan childfree atau tanpa anak.

Melansir dari Kompas.com, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan yang bertajuk Menyusuri Jejak Childfree di Indonesia yang dirilis pada tahun 2023 lalu.

Menunjukkan, bahwa 8 persen atau setara dengan 71.000 perempuan Indonesia memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree.

Mayoritas perempuan yang memilih untuk childfree berasal dari Pulau Jawa seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Banten.

Fenomena childfree ini menggambarkan bahwa perempuan di Indonesia juga mulai menuntut hak untuk menentukan masa depan mereka tanpa dibatasi oleh norma-norma yang mengharuskan mereka untuk memiliki anak.

Gerakan ini, meskipun belum sebesar Gerakan 4B di Korea Selatan, menunjukkan bahwa semakin banyak perempuan yang memilih untuk hidup sesuai dengan keinginan mereka, bukan berdasarkan ekspektasi sosial yang ada.

Di Indonesia, meskipun kesadaran akan pentingnya kesetaraan gender semakin berkembang, perempuan masih sering dipaksa untuk memenuhi ekspektasi sosial tentang peran mereka.

Hal ini menjadi tantangan besar dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan setara, di mana perempuan memiliki kebebasan untuk memilih jalannya sendiri tanpa merasa dibatasi oleh peran tradisional yang ditentukan oleh budaya atau agama.

Seperti yang terlihat di Korea Selatan, gerakan yang menuntut kebebasan perempuan untuk menentukan pilihan hidup mereka sesuai dengan keinginan mereka sangat relevan di Indonesia.

Perjuangan untuk menghapuskan pandangan bahwa perempuan adalah “mesin pembuat bayi” harus terus didorong, agar perempuan dapat hidup dengan kebebasan penuh, menentukan nasibnya sendiri tanpa ada batasan dari patriarki.

Baca Juga: Mengapa Semakin Banyak Perempuan Memilih Single dan Childfree?

(*)
Ken Devina

Sumber: Kompas.com,theconversation.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya