Perempuan Bukan Mesin Pembuat Bayi: Perlawanan Terhadap Ekspektasi

Tim Parapuan - Kamis, 26 Desember 2024
Benarkah keputusan childfree berkaitan dengan edukasi?
Benarkah keputusan childfree berkaitan dengan edukasi? iStockPhoto

Meskipun gerakan ini semakin berkembang, Gerakan 4B tidak tanpa tantangan.

Gerakan ini telah mendapatkan kritik tajam, baik dari kelompok konservatif maupun dari mereka yang merasa bahwa prinsip-prinsip yang diajukan terlalu radikal dan tidak dapat diterima oleh masyarakat luas.

Sebagian orang menganggap perempuan yang menolak pernikahan dan melahirkan anak sebagai egois atau bahkan anti-sosial.

Bahkan, gerakan ini pernah mendapat serangan politik, seperti yang terlihat pada kampanye Lee Seung-cheon, seorang kandidat dari Partai Demokrat di Korea Selatan, yang berjanji untuk memperkenalkan kebijakan untuk menanggulangi Gerakan 4B pada tahun 2020.

Meski demikian, para pendukung gerakan tetap teguh pada prinsip mereka, yaitu untuk memperjuangkan kebebasan memilih jalan hidup tanpa adanya tekanan atau pembatasan dari masyarakat atau negara.

Dampak Gerakan 4B di Dunia Internasional

Meskipun Gerakan 4B berasal dari Korea Selatan, dampaknya tidak hanya terbatas di sana.

Gerakan ini mendapatkan perhatian dari perempuan di negara lain, termasuk di Amerika Serikat.

Baca Juga: Pilihan Perempuan, Kekuatan Perubahan: Wujudkan Kesetaraan Gender

Setelah terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS, banyak perempuan di sana yang merasa bahwa hak-hak mereka terancam, terutama terkait dengan kebijakan-kebijakan yang membatasi akses terhadap aborsi dan hak reproduksi.

Sumber: Kompas.com,theconversation.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya