Advertorial

THR Sudah Cair? Begini Tipsnya Agar Keuangan Tetap Aman Setelah Lebaran

Yussy Maulia - Kamis, 28 Maret 2024
Perencana Keuangan Keluarga, Syariah, Bisnis, UMKM, Asuransi, dan Investasi dari PINA Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS.
Perencana Keuangan Keluarga, Syariah, Bisnis, UMKM, Asuransi, dan Investasi dari PINA Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS. Dok. Tim Parapuan

Parapuan.co – Tunjangan Hari Raya (THR) menjadi salah satu hal yang dinanti-nantikan menjelang Hari Raya Idulfitri atau Lebaran.

Banyak orang memanfaatkan THR untuk memenuhi kebutuhan saat Lebaran, seperti membeli baju dan alat ibadah, mengirim hamper untuk kerabat, hingga menggunakannya untuk persiapan mudik.

Terkadang, saking banyaknya pengeluaran untuk Lebaran, orang-orang tak menyadari bahwa uang THR mereka habis begitu saja. Pada akhirnya, mereka tidak bisa menikmati uang THR untuk kebutuhan utama.

Memahami permasalahan umum tersebut, Perencana Keuangan Keluarga, Syariah, Bisnis, UMKM, Asuransi, dan Investasi dari PINA Rista Zwestika Reni CFP®, WMI, WPS membagikan sejumlah tips budgeting uang THR dengan bijak.

Baca Juga: 5 Tips Menghabiskan THR dengan Bijak, Gunakan Rumus 10-20-60-10

Tips itu dia bagikan dalam webinar bertajuk “Spill The Tea: Trik Atur THR dan Proteksi Diri agar Libur Lebaran Happy,” pada Jumat (22/3/2024).

Webinar tersebut merupakan kolaborasi antara NOVA dengan perusahaan penyedia asuransi jiwa MSIG Life yang bertujuan untuk meningkatkan literasi keuangan.

“Edukasi soal pengelolaan uang THR ini penting, karena banyak sekali kasus orang terjerat utang, termasuk pinjaman online (pinjol) setelah Lebaran. Penyebabnya, mereka tergoda untuk beli ini dan itu,” kata Rista.

Untuk menghindari pembengkakan pengeluaran menjelang Lebaran, Rista membagikan sejumlah tips yang bisa dilakukan. Apa saja? Berikut tipsnya.

Baca Juga: THR Bisa Dimanfaatkan untuk Jadi Investasi Saham, Ini 3 Tipsnya

  1. Ubah mindset tentang Lebaran dan THR

Tips pertama menurut Rista adalah mengubah mindset. Ia mengatakan, ada beberapa ketidaktepatan pengelolaan uang yang masih sering dilakukan orang Indonesia dalam memanfaatkan uang THR.

“Di antaranya adalah belanja berlebihan karena tergoda diskon, tidak menganggarkan uang (gaji) dan hanya mengandalkan THR, persiapan mudik yang berlebihan, serta adanya mindset bahwa Lebaran dijadikan ajang pamer kesuksesan sehingga kita harus terlihat 'wah’,” paparnya.

Agar tidak terjebak dalam mindset tersebut, Rista pun menekankan pentingnya untuk tetap mengingat kebutuhan utama untuk sehari-hari.

“Jangan mentang-mentang Lebaran dirayakan satu tahun sekali, kita menjadi boros. Ingat bahwa harga barang terus mengalami kenaikan akibat inflasi dan kita masih memiliki banyak kebutuhan lainnya,” ujarnya.

  1. Atur pengeluaran prioritas

Contoh budgeting untuk THR yang disusun oleh Rista.
Contoh budgeting untuk THR yang disusun oleh Rista. Dok. Tim Parapuan

Sama seperti uang gaji bulanan, Rista juga menyarankan masyarakat untuk tetap mengatur budgeting dan skala prioritas pengeluaran uang THR. Hal ini dilakukan agar uang THR dapat dialokasikan dengan bijak.

“Misalnya, di prioritas utama, uang THR dipakai untuk zakat fitrah, biaya mudik, dan membagi-bagi amplop ke orang tua serta saudara,” papar Rista.

Selain itu, tak ada salahnya juga menggunakan uang THR untuk membayar kebutuhan utama lainnya, seperti asuransi, investasi, atau pajak kendaraan.

“Namun, jangan terlalu dipaksakan untuk membayar semua kebutuhan (dengan uang THR). Karena kalau dipaksakan, nanti setelah Lebaran malah muncul banyak tagihan yang harus dibayar,” kata Rista.

Baca Juga: Waspada, Ini 5 Hal Tidak Penting yang Bikin THR Lebaran Cepat Habis

  1. Pahami pentingnya proteksi diri

Agar keuangan tidak boncos saat Lebaran, Rista juga mengingatkan pentingnya memahami proteksi diri. Hal ini penting karena ada banyak risiko yang mungkin terjadi menjelang atau saat Lebaran, seperti sakit mendadak atau bahkan kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan data yang dicatat oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri), angka kecelakaan lalu lintas arus mudik pada 2023 mencapai 5.875 kasus untuk jalur non-tol dan 21 kasus untuk jalur tol.

Dari angka tersebut, sebanyak 726 orang dinyatakan meninggal dan 2.013 orang luka ringan.

“Nah, risiko seperti sakit dan kecelakaan ini sering kali tidak diperhatikan. Kebanyakan masyarakat Indonesia baru membuat mitigasi risiko ketika sudah kejadian. Padahal, risiko tak terduga itu bisa dicegah jika kita memiliki asuransi jiwa,” kata Rista.

Baca Juga: BPJS Saja Tidak Cukup, Begini Tips Memilih Asuransi Kesehatan Tambahan

Sebagai informasi, asuransi jiwa adalah produk asuransi yang memberikan jaminan berupa santunan atau uang pertanggungan kepada keluarga dari pihak nasabah yang meninggal dunia, mengalami kecelakaan, cacat permanen, atau risiko lainnya yang tidak disengaja.

“Asuransi jiwa dapat memberikan perlindungan finansial jika pencari nafkah utama tutup usia, serta mencegah timbulnya beban utang, terutama jika keluarga tersebut sudah tidak memiliki pendapatan lagi,” kata Rista.

Meski begitu, Rista mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memilih produk asuransi jiwa. Pertama, biaya yang harus dibayar oleh nasabah, seperti premi, akuisisi, dan asuransi.

Selain itu, ada juga biaya tambahan lain, seperti biaya administrasi, pengelolaan investasi, pengalihan dana, penarikan, top-up, dan rider.

“Jadi, pastikan memilih premi yang sesuai dengan kemampuan finansial, sehingga tidak membebani pengeluaran,” ujar Rista.

Rista juga menyarankan untuk membayar asuransi untuk satu penuh menggunakan sisa uang THR. Dengan begitu, nasabah tidak perlu membayar setiap bulan dan bisa membayar lagi tahun berikutnya.

Sebagai perusahaan penyedia asuransi jiwa terpercaya di Indonesia, MSIG Life juga menyediakan produk asuransi jiwa dengan beragam manfaat dan premi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Kawan Puan dapat mengakses informasi seputar produk-produk MSIG Life di sini.

Penulis:
Editor: Sheila Respati