Perempuan Memilih Kritis, Ini Tips Tangkal Hoaks Jelang Pemilu 2024

Rizka Rachmania - Jumat, 13 Oktober 2023
Jadi perempuan memilih yang kritis, berikut sederet tips menangkal hoaks jelang Pemilu 2024.
Jadi perempuan memilih yang kritis, berikut sederet tips menangkal hoaks jelang Pemilu 2024. Rudzhan Nagiev

Parapuan.co - Jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024 tanggal 14 Februari, Kawan Puan perlu jadi perempuan memilih yang kritis.

Salah satunya adalah perempuan memilih kritis dalam menghadapi berita bohong alias hoaks jelang Pemilu 2024.

Tak dimungkiri bahwa jelang Pemilu 2024, berita bohong alias hoaks riskan terjadi, oleh karenanya Kawan Puan harus jadi perempuan memilih yang kritis.

Jangan sampai Kawan Puan terjebak oleh berita bohong atau hoaks yang berkaitan dengan pemilihan umum.

Santi Indra Astuti, Perwakilan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan program Tular Nalar mengatakan bahwa ada dua kelompok pemilih yang rentan jadi korban hoaks.

Kelompok yang pertama adalah pemilih pemula yang didominasi kaum muda dan kelompok kedua adalah pemilih lansia.

Pemilih pemula rentan jadi korban hoaks jika mereka tidak terbiasa berpikir kritis dalam menerima informasi dan berita.

"Kaum muda belum berpengalaman dalam memilih dan tidak terbiasa berpikir kritis dalam menerima informasi. Hal ini menyebabkan mereka mudah disesatkan oleh berita-berita hoaks," ucap Santi melansir dari Google Blog Indonesia.

Di sisi lain, lansia terbatas dalam menguasai teknologi masa kini, sehingga rentan pula terjebak dalam hoaks.

Baca Juga: Jelang Pemilu 2024, Ketahui Pentingnya Mengetahui Rekam Jejak Calon Pemimpin

"Sedangkan para lansia mengalami keterbatasan dalam menguasai teknologi dan hambatan dalam mencerna informasi. Ini juga dapat menjadikan mereka korban hoaks dan ujaran kebencian," ucapnya.

Santi menambahkan bahwa ada tips menangkal hoaks untuk Kawan Puan perempuan memilih jelang Pemilu 2024.

Adapun cara yang bisa dilakukan untuk meminimalkan penyebaran hoaks yakni:

1. Menanamkan pola pikir kritis yang kuat agar lebih teliti dan bijak dalam mengambil keputusan kompleks.

2. Meningkatkan penginderaan hoaks dengan mempelajari tiga taktik manipulasi yang paling sering digunakan saat pemilu agar lebih peka terhadap adanya hoaks.

3. Periksa kembali berita mencurigakan di sejumlah situs media tepercaya dengan menggunakan kata kunci terkait untuk mendapatkan referensi pembanding yang lebih akurat.

4. Gunakan Google Reverse Image Search untuk verifikasi foto dan menelusuri riwayat asli sebuah foto dari berita yang berpotensi menyesatkan.

5. Memanfaatkan Google Lens untuk mengidentifikasi detail asal sebuah foto agar terhindar dari penafsiran yang kurang tepat.

Betty Epsilon Idroos, anggota KPU pun menegaskan untuk menghindari membagikan berita jika belum yakin kebenarannya.

"Jangan share dulu kalau belum right, belum benar," ucapnya melansir dari kpu.go.id.

Betty mengatakan bahwa sekarang ini semua informasi berada dalam satu genggaman, sehingga harus cerdas sebelum menyebarluaskan informasi.

Baca Juga: Sambut Pemilu 2024, Ketahui Rekam Jejak Partai Politik di Platform Ini

(*)

Sumber: Blog Google,kpu.go.id
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania