Lawan Fast Fashion dengan Bangga Berkain Pakai Produk Eco-Fashion

Anna Maria Anggita - Kamis, 12 Oktober 2023
Parade di Atas Halte Bundaran HI dengan Sign #BanggaBuatanIndonesia, Minggu pagi (8/10/2023)
Parade di Atas Halte Bundaran HI dengan Sign #BanggaBuatanIndonesia, Minggu pagi (8/10/2023) Dok. Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL)

Perlu diketahui Kawan Puan bahwa di Indonesia pengembangan eco-fashion khususnya pewarna nabati dari bahan alami dapat menjadi potensi ekonomi yang luar biasa.

Maka dari itu, LTKL bersama dengan generasi muda mengajak masyarakat untuk mendorong eco-fashion lewat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di daerah.

Langkah ini juga sekaligus mendorong keterlibatan penetrasi produk lokal yang masih di bawah 20 persen.

Sebab masih banyak orang yang belum mengetahui adanya produk unggulan seperti kerajinan yang tidak hanya terbuat dari alam namun juga melestarikannya.

Hendaknya dipahami bahwa kain berbahan dasar alam menjadi salah satu solusi untuk mengurangi penggunaan berbahan kimia.

Contohnya di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatra Selatan yang memproduksi kain Gambo Muba dengan memanfaatkan getah gambir sebagai pewarna alami kain.

Selain Gambo Muba, ada juga Kain Tenun Ikat dari Sintang yang merupakan warisan asli suku Dayak. 

Proses pembuatan kain alami ini mulai dari menanam kapas, ngaos atau memintal benang, memberikan warna, mengikat motif, hingga menenun dengan alat tenun yang terbuat dari kayu dan bambu yang biasa disebut gedokan.

Baca Juga: Gen Z Suka Thrift dan Vintage Fashion, Apakah Benar Lebih Ramah Lingkungan?

Tak Cukup Pakai Sunscreen, Ahli Sebut Pentingnya Kenakan Pakaian dengan UV Protection