Stop Ketergantungan, Ternyata Ini Efek Samping Penggunaan Inhaler pada Pasien Asma

Maharani Kusuma Daruwati - Kamis, 11 Mei 2023
Ilustrasi seorang anak sedang menggunakan inhaler asma.
Ilustrasi seorang anak sedang menggunakan inhaler asma. Freepik

Studi SABINA (SABA Use  in Asthma) menunjukkan bahwa 37% pasien asma di Indonesia diresepkan inhaler pelega  jenis short-acting beta-agonist (SABA) sebanyak ≥3 kanister/tahun, di mana jumlah resep  tersebut justru dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan yang parah

Dr. Eva Susanti, S.Kp, M.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak  Menular, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, mengatakan, banyak pasien asma  di Indonesia yang masih mengalami serangan, yaitu sebanyak 57,5%, (Riskesdas 2018)

"Kami sepenuhnya mendukung inisiatif yang sejalan dengan tujuan pemerintah, yaitu  meningkatkan kesehatan masyarakat melalui pendekatan kebiasaan hidup masyarakat.  Kampanye 'Stop Ketergantungan' merupakan langkah penting untuk meningkatkan  kesadaran masyarakat dan mempromosikan kualitas hidup yang sehat bagi para penyandang  asma.

"Kami berharap kampanye ini dapat membantu sebanyak mungkin pasien asma di  Indonesia untuk menjaga kualitas hidup yang lebih baik," jelas Dr. Eva, dalam talk show "Stop Ketergantungan: Inhaler Tepat, Redakan Asma", Rabu (10/5/2023). 

Dr. H. Mohamad Yanuar Fajar, Sp.P, FISR, FAPSR, MARS, Dokter Spesialis Paru dari  Perhimpunan Dokter Paru Indonesia menyatakan, pasien asma di Indonesia cenderung  menggunakan inhaler pelega SABA dibandingkan dengan inhaler dengan kandungan ICS  (Anti-inflamasi melalui inhaler) karena SABA dirasakan dapat memberi efek lega secara  cepat, dan telah menjadi lini pertama terapi asma sejak lama.

"Sebenarnya penggunaan  inhaler pelega SABA secara teratur, dapat mengurangi efek atau manfaatnya, sehingga untuk  mendapatkan efek yang sama, diperlukan lebih banyak inhalasi atau obat.

"Terlebih lagi  penggunaan SABA secara berlebih dapat meningkatkan risiko terjadinya serangan asma,  rawat inap karena asma, bahkan kematian. 

"Selain itu, pengobatan asma dengan hanya menggunakan inhaler pelega SABA tidak lagi  direkomendasikan, karena SABA tidak mengatasi peradangan yang mendasari asma," terangnya.

Baca Juga: Ini Hal yang Wajib Diperhatikan sebelum Ajak Anak Penderita Asma Berolahraga

Si Kecil sedang Batuk? Supaya Tidak Semakin Parah, Hindari 3 Buah Ini