Berkaca dari Jacinda Ardern, Inikah Alasan Pemimpin Perempuan Meninggalkan Jabatannya?

Arintha Widya - Jumat, 20 Januari 2023
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern
Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern businessinsider.sg

2. Pemimpin Perempuan Terlalu Banyak Bekerja dan Kurang Dihargai

Laporan Women in the Workplace 2022 menunjukkan bahwa 43 persen pemimpin perempuan merasa kelelahan karena pekerjaannya.

Pasalnya, mereka menghabiskan waktu dan energi untuk suatu pekerjaan yang tidak dihargai.

Dibandingkan dengan laki-laki, perempuan sebagai pemimpn lebih berupaya untuk keberagaman, kesetaraan, dan inklusi.

3. Pemimpin Perempuan Menginginkan Budaya Kerja yang Berbeda

Penelitian juga menyebutkan bahwa pemimpin perempuan lebih mungkin berhenti dari pekerjaan karena menginginkan lebih banyak fleksibilitas dibandingkan laki-laki.

Perempuan cenderung lebih tertarik bekerja di perusahaan yang lebih menunjukkan komitmen pada kesejahteraan dan keberagaman maupun kesetaraan tadi.

Itulah tiga alasan pemimpin perempuan meninggalkan pekerjaannya menurut penelitian.

Bagaimana menurut Kawan Puan?

Baca Juga: Menyingkap Pekerjaan yang Tak Terlihat Pada Perempuan di Era Digital

(*)