Tujuan Terkait
Tujuan Lestari terkait

Edukasi Finansial ke Anak Perempuan dan Laki-Laki Berbeda, Ini Saran Perencana Keuangan

Arintha Widya - Rabu, 7 Mei 2025
Perbedaan cara edukasi keuangan ke anak laki-laki dan perempuan.
Perbedaan cara edukasi keuangan ke anak laki-laki dan perempuan. fizkes

Parapuan.co - Kawan Puan, mengajarkan anak soal uang bukan cuma soal angka, tapi juga membentuk pola pikir, emosi, dan kemampuan pengambilan keputusan yang sehat. Menurut perencana keuangan Rista Zwestika, pendekatan edukasi finansial sebaiknya dibedakan antara anak laki-laki dan perempuan.

Pasalnya, cara otak dan emosi anak perempuan dan laki-laki dalam memproses uang memang berbeda. Selain membedakan cara mengedukasi anak laki-laki dan perempuan tentang keuangan, penting pula untuk menghapus stigma yang sering muncul di masyarakat seperti "anak cowok harus pintar cari uang" atau "anak cewek jangan boros nanti nyusahin suami".

Rista Zwestika dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadinya menjelaskan, pandangan seperti di atas justru bisa membentuk pola pikir yang timpang soal uang sejak kecil. Padahal, riset University of Cambridge (2013) menunjukkan bahwa kebiasaan finansial anak mulai terbentuk sejak usia 7 tahun.

Oleh karenanya, penting untuk membentuk pola pikir keuangan yang tepat pada anak sejak dini. Dengan begitu, kelak di masa depan mereka punya pandangan dan penilaian yang sehat tentang uang, sehingga bisa memanfaatkannya dengan bijak.

Lantas, bagaimana cara mengajarkan anak laki-laki dan perempuan tentang keuangan. Simak rangkuman dari saran Rista Zwestika di bawah ini:

Perbedaan dalam Memahami Konsep Uang

  • Anak laki-laki cenderung lebih berani ambil risiko, suka kompetisi, dan fokus pada hasil.
  • Anak perempuan cenderung lebih hati-hati, peduli konteks sosial, dan berpikir jangka panjang.

Rista menjelaskan, "Penting untuk mengenali perbedaan ini agar pendekatan edukasi finansial sesuai kebutuhan. Jika pendekatannya keliru, anak laki-laki bisa tumbuh menjadi impulsif dan overconfident soal uang. Sebaliknya, anak perempuan bisa tumbuh ragu dan merasa tidak layak memegang kendali finansial."

Dalam keseharian, perbedaan ini sudah dapat kamu lihat. Misalnya anak laki-laki cenderung bertanya langsung, “Crypto bisa bikin aku kaya enggak?”, sedangkan anak perempuan lebih mungkin untuk bertanya, “Kalau aku nabung tiap bulan, cukup enggak buat bantu Mama nanti?”

Studi Fidelity (2021) juga menunjukkan bahwa meskipun perempuan lebih teliti dan sabar dalam berinvestasi, mereka jauh lebih jarang memulai investasi dibanding laki-laki. Hal ini bukan karena ketidakmampuan, melainkan karena kurangnya kepercayaan diri dan minimnya representasi.

Baca Juga: Kurikulum Merdeka Beri Literasi Finansial untuk Siswa, Bagaimana Aplikasinya?

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari, program KG Media yang merupakan suatu rencana aksi global, bertujuan untuk menghapus kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan.