Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Alasan Perempuan Lebih Sering Menangis: Beda Orientasi Antar Gender

Dr. Firman Kurniawan S. Minggu, 18 Desember 2022
Ada perbedaan orientasi dalam mengekspresikan emosi antara laki-laki dan perempuan, termasuk soal menangis.
Ada perbedaan orientasi dalam mengekspresikan emosi antara laki-laki dan perempuan, termasuk soal menangis. Flash vector

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Perilaku emosional ini pun masih berlanjut hingga sekarang, saat Risma menjabat sebagai Menteri Sosial. 

Perilaku menangis juga diperlihatkan pemimpin perempuan yang menonjol, seperti PM Selandia Baru, Jacinda Ardern.

Dia dikenal sebagai salah satu pemimpin yang berhasil mengendalikan penularan COVID-19, saat pandemi meletus di tahun 2020.

Tercatat, Ardern menangis ketika meminta maaf kepada keluarga turis Inggris, Grace Millane, yang terbunuh dalam perjalanan backpacking-nya, pada tahun 2018.

Dia juga menangis saat pembacaan khotbah mengiringi pemakaman korban teror penembakan yang menimpa umat Muslim pada peristiwa Christchurch, 2019.

Dan tangisan itu kembali terjadi saat Ardern mengantar kepergian Sir Michael Cullen, mantan Wakil Perdana Menteri Selandia Baru, di tahun 2022.

Sang Perdana Menteri tak kuasa menahan tangisnya, lantaran Cullen yang dianggapnya sebagai mentor politik Ardern.

Baca Juga: Fatima Payman, Senator Berhijab Australia yang Menangis Saat Pidato di Parlemen

Memang dalam bereksperesi sebagai bentuk komunikasi, ada beda orientasi antara laki-laki dengan perempuan.