Angka Kekerasan terhadap Perempuan Masih Tinggi, 7 Penulis Novel Web Suarakan Kampanye Ini

Alessandra Langit - Rabu, 7 Desember 2022
7 penulis novel web dari berbagai negara suarakan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan bersama Dreame.
7 penulis novel web dari berbagai negara suarakan kampanye anti kekerasan terhadap perempuan bersama Dreame. Dreame

Parapuan.co - Kawan Puan, kekerasan terhadap perempuan masih marak terjadi di berbagai negara di dunia.

Menurut data terbaru yang diterbitkan World Health Organization (WHO), sekitar 30 persen perempuan di dunia mengalami kekerasan seksual dan fisik.

Sebagian besar dari kasus tersebut dilakukan oleh pasangan mereka sendiri.

Terkait hal tersebut, Dreamestorytelling platform multibahasa, menginisiasi kampanye online untuk melawan kekerasan terhadap perempuan sejak 25 November 2022.

Dreame sendiri diluncurkan oleh perusahaan teknologi bernama Stary yang berbasis di Singapura. 

Kampanye online tersebut dalam rangka Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang diperingati hingga 10 Desember mendatang.

Dalam kampanye "Just Say No for the First Time", Dreame mengundang tujuh penulis novel web perempuan dari enam negara.

Penulis yang hadir berasal dari Ekuador, India, Indonesia, Filipina, Amerika Serikat, dan Venezuela.

Para penulis web tersebut berkumpul untuk menyuarakan perlawanan terhadap kekerasan kepada perempuan.

Baca Juga: Komnas Perempuan Sebut RKUHP Masih Berpotensi Langgengkan Kekerasan Terhadap Perempuan

Kampanye ini bertujuan untuk mendorong perempuan mengidentifikasi dan menolak kekerasan dengan berani.

Kampanye ini berhasil menarik perhatian warganet di media sosial melalui tampilan tujuh tindakan kekerasan yang sering diabaikan.

Tujuh tindakan tersebut mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, manipulasi, dan pelecehan seksual online hingga kekerasan seksual secara fisik.

"Sebagai pelopor novel web dengan banyak pengguna perempuan secara global, Dreame berharap untuk memperkuat suara untuk mengatakan 'tidak' pada kekerasan berbasis gender," kata Robert Chang, juru bicara Dreame, dikutip dari rilis yang PARAPUAN terima.

"(Dreame) memberdayakan perempuan yang mengalami kekerasan dan meningkatkan kesadaran untuk melindungi diri mereka sendiri," lanjutnya.

Dreame juga membagikan petisi di Change.org, untuk menarik lebih banyak perhatian publik dan pembaca tentang kekerasan terhadap perempuan.

Dalam pandangan Robert, Dreame telah menyaksikan munculnya puluhan ribu penulis perempuan dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagian besar dari mereka telah membangun karier dan memperoleh penghasilan yang cukup besar yang dapat mendukung kehidupan mandiri.

Pada bulan Oktober lalu, Dreame mendonasikan uang kepada Yayasan Pulih untuk membantu melindungi perempuan dan anak-anak yang menderita kekerasan.

"Kami telah berkomitmen untuk membina penulis novel web profesional," kata Robert.

"Kami berharap pekerjaan ini dapat membantu lebih banyak perempuan memulihkan kepercayaan diri dan meningkatkan keberanian mereka untuk memerangi potensi kekerasan dan ketidakadilan," tutupnya.

Baca Juga: Peringati 16 Hari Anti-Kekerasan Perempuan, Belasan Artis Gelar Pameran Seni

(*)