Anneila Firza Kadriyanti

Pengamat komunikasi politik gender; founder dan pegiat literasi digital Mari Melek Media; feminist blogger.

Potret Perempuan dalam Realitas Wakanda pada Sekuel Black Panther

Anneila Firza Kadriyanti Jumat, 18 November 2022
Seperti apa potret perempuan dalam dunia film Black Panther: Wakanda Forever?
Seperti apa potret perempuan dalam dunia film Black Panther: Wakanda Forever? Dok. Disney Indonesia

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Riri seorang mahasiswi jenius yang menciptakan alat pendeteksi vibranium yang berpotensi membahayakan eksistensi Wakanda dan negeri bawah laut pimpinan Namor.

Kutipan tersebut menggambarkan realitas Wakanda yang tidak menganggap gender sebagai faktor yang menghambat individu untuk meraih potensi terbesar dalam dirinya.

Walaupun Wakanda masih berpegang teguh pada tradisi tribal yang menghormati ajaran nenek moyang, hal tersebut tidak menyebabkan Wakanda berhenti berinovasi dalam kemajuan teknologi modern.

Karakter Shuri (adik perempuan T’Challa, Black Panther -red.) sebagai perempuan pemimpin di bidang sains dan teknologi yang menyebabkan perubahan modern besar-besaran di Wakanda.

Baca Juga: Cerita Para Founder Startup Perempuan Soal Kendala di Industri Teknologi

Realitas perempuan di dunia nyata membatasi peran perempuan untuk mengembangkan potensi terbesarnya hanya karena prasangka gender yang senantiasa mengasosiasikan perempuan dengan kemampuan reproduksinya.

Prasangka ini kemudian mengedepankan peran perempuan terbatas pada pekerjaan yang berkenaan dengan persoalan domestik seperti merawat anak dan orang tua, mendidik, pemeliharaan tempat tinggal, dan urusan dapur.

Sedangkan pekerjaan yang membutuhkan advance skill sering dipercayakan kepada laki-laki seperti urusan memimpin, membuat peraturan dan mengambil keputusan, hingga mendapatkan akses yang seakan tanpa batas dalam beragam minat.

Bagi perempuan, prasangka terkait gender semakin diperparah dengan adanya sentimen negatif yang berkaitan dengan identitas ras.