Penyakit Autioimun Lebih Sering Menyerang Perempuan, Kenapa?

Maharani Kusuma Daruwati - Sabtu, 12 November 2022
ilustarsi penyakit autoimun yang lebih sering menyerang perempuan. kenapa?
ilustarsi penyakit autoimun yang lebih sering menyerang perempuan. kenapa? freepik

Perubahan Hormon

Penyakit autoimun cenderung memengaruhi perempuan selama transisi endokrin utama, seperti pubertas, kehamilan, dan menopause.

Perubahan ini memengaruhi sistem kekebalan secara signifikan karena interaksi antara hormon, sistem kekebalan, dan organ lain dalam tubuh seperti kulit pada psoriasis.

Perempuan biasanya mengalami lebih banyak perubahan hormonal daripada pria, membuat penyakit autoimun lebih banyak terjadi pada populasi ini.

Perempuan juga lebih mungkin didiagnosis dengan berbagai gangguan autoimun. 

Faktor Risiko

Faktor risiko penyakit autoimun yang diketahui pada perempuan meliputi:

1. Usia terkait dengan perubahan hormonal utama: Terutama pubertas, kehamilan, dan menopause. Penyakit autoimun sering menyerang perempuan mulai dari masa subur karena kehamilan sering mengakibatkan masuknya perubahan hormonal. Perubahan kadar hormon pada perempuan yang mengalami pubertas dan menopause juga meningkatkan risiko terkena penyakit autoimun.

2. Riwayat keluarga dengan penyakit autoimun: Beberapa penyakit autoimun diturunkan dalam keluarga, seperti lupus dan multiple sclerosis. Risiko yang lebih tinggi dikaitkan dengan variasi genetik yang diwariskan. Pemicu lingkungan tertentu dapat mengaktifkan bagian genom.

3. Memiliki penyakit autoimun: Perempuan yang sudah memiliki penyakit autoimun lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit lain. Memiliki lebih dari tiga penyakit autoimun dikenal sebagai sindrom autoimun ganda.

4. Obesitas: Kelebihan berat badan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit autoimun. Obesitas mengirim tubuh ke keadaan kronis peradangan tingkat rendah dan dapat mengancam respon imun yang sehat.

5. Merokok: Menghirup asap rokok berdampak pada sistem kekebalan melalui berbagai interaksi kompleks, termasuk respons peradangan, penekanan kekebalan, disregulasi sitokin (molekul pemberi sinyal yang terlibat dalam autoimunitas), dan pengembangan autoantibodi.

6. Obat-obatan: Obat tekanan darah tertentu, statin, dan antibiotik dapat memicu kondisi autoimun yang diinduksi oleh obat seperti lupus, miopati , atau hepatitis autoimun.

7. Infeksi: Beberapa virus dapat mengaktifkan gen tertentu yang berdampak pada fungsi sistem kekebalan tubuh, seperti virus Epstein-Barr , yang dikaitkan dengan lupus dan artritis reumatoid.

Baca Juga: Mengenal Penyakit Celiac, Gangguan Aututoimun Ketika Makan Gluten

(*)

 

BERITA TERPOPULER WELLNESS: 2 Terapi Utama untuk Anak Autisme hingga Cara Meningkatkan Kesehatan Mental Perempuan Pekerja