Advertorial

Hindari Merasa Kekurangan, Yuk Bangun Hubungan Baik dengan Uang

Yussy Maulia - Jumat, 11 November 2022
Prinsip keuangan berbasis syariah, salah satu kunci hidup berkah.
Prinsip keuangan berbasis syariah, salah satu kunci hidup berkah. Shutterstock

Parapuan.co – Kawan Puan, terkadang kehidupan memang tidak berjalan sesuai dengan kemauan dan rencana. Kenyataan tersebut sering kali membuat Kawan Puan merasa kekurangan dan tidak pernah puas dengan apa yang sudah dimiliki.

Misalnya, Kawan Puan selalu merasa gaji yang diterima setiap bulan tidak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan. Di sisi lain, Kawan Puan tidak mempertimbangkan pengeluaran dengan bijak demi memenuhi hal-hal yang sebenarnya bukan kebutuhan utama.

Mindset “serba merasa kekurangan” tersebut dapat membuat hidup Kawan Puan menjadi kurang berkah. Pasalnya, Kawan Puan menjadi kurang bersyukur atas segala hal yang dimiliki, termasuk dalam hal keuangan.

Hal itu disampaikan oleh Perencana Keuangan Dasar, Syariah, Bisnis, dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Rista Zwestika CFP, dalam acara Arisan Parapuan yang bekerja sama dengan Jago Syariah. Arisan yang bertajuk “Relationship with Money: Atur Keuangan Lebih Tenang dan Berkah” tersebut diselenggarakan pada Jumat (4/11/2022).

Baca Juga: BERITA TERPOPULER LADY BOSS: Fitur Bank Digital Syariah hingga Cara Memulai Bisnis Hampers

"Uang adalah alat yang dibuat oleh manusia. Makanya, uang butuh arahan dari si pemiliknya. Jadi, kalau pemiliknya enggak tahu uangnya mau diapain, agak sedikit repot," ujar Rista dalam acara yang digelar secara online melalui aplikasi Zoom tersebut.

Oleh sebab itu, Rista menekankan pentingnya membangun "hubungan baik" dengan uang agar hidup lebih berkah dan tidak selalu merasa kekurangan. Berikut beberapa tips dari Rista.

  1. Tumbuhkan rasa bersyukur

Rista memaparkan, hal pertama yang harus dilakukan untuk membangun "hubungan yang baik" dengan uang adalah dengan menumbuhkan rasa bersyukur.

“Kalau kita tidak bersyukur, uang yang kita dapat akan selalu terasa kurang," ujar Rista.

Dengan merasa bersyukur, lanjut Rista, Kawan Puan juga akan lebih mudah dalam mengatur dan mengelola keuangan.

Baca Juga: Gaji Kurang atau Pengaturan Keuangan yang Buruk di Usia 20an? Ini Kata Seorang Brand Manager

  1. Hindari membuat anggaran keuangan yang belum tentu terwujud

Menurut Rista, salah satu kesalahan yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia dalam mengelola uang adalah kebiasaan membuat anggaran keuangan yang belum tentu terwujud. Di sisi lain, gaji yang sudah pasti didapat setiap bulan malah diabaikan dan tidak diatur dengan tepat.

“Contohnya, Desember akan dapat uang bonus dan uang cuti. Mau ini dan itu, banyak sekali. Anggarannya sudah banyak, tetapi enggak concern dengan pendapatan yang setiap bulan rutin didapatkan. Cara mengelola uang seperti ini bisa menjebak kita dalam gaya hidup yang serba merasa kekurangan,” lanjut Rista.

  1. Pertimbangkan pengelolaan keuangan berbasis syariah

Agar lebih berkah, Rista merekomendasikan untuk melakukan perencanaan keuangan dengan prinsip berbasis syariah. Menurut dia, prinsip keuangan ini tidak hanya memperhatikan tujuan duniawi, tetapi juga kehidupan setelah duniawi agar lebih tentram dan damai.

Menariknya, prinsip keuangan syariah dapat diterapkan sesuai dengan piramida perencanaan keuangan, di mana hal pertama yang dapat dilakukan adalah fokus membangun arus keuangan yang stabil setiap bulan.

Baca Juga: Ingin Mengubah Akun Bank Jago Konvensional ke Syariah? Begini Caranya

“Kita perlu fokus menerapkan skala prioritas agar setiap bulan tidak merasa kurang dan bisa tetap berinvestasi maupun berbagi. Kita juga harus fokus mengurangi utang. Jadikan kas keuangan (bulanan) itu positif, bukan minus,” papar Rista.

Rista juga memberi contoh pos pengeluaran yang didasarkan dengan prinsip syariah agar pengeluaran Kawan Puan lebih bijak dan berkah.

“Jika sudah memenuhi nisab, pos pengeluaran untuk zakat sebaiknya sebesar 2,5 persen dan pos infak, sedekah, dan wakaf (Iswaf) sebesar 7,5 persen dari pendapatan per bulan,” kata Rista.

Sementara itu, untuk pos cicilan utang, sebaiknya tidak melebihi 35 persen dari pendapatan per bulan. Persentase tersebut terdiri dari maksimal 15 persen utang konsumtif dan minimal 20 persen utang produktif.

Baca Juga: Bank Digital Syariah ini Punya Fitur Lengkap Seperti Bank Konvensional

Selanjutnya, pos belanja kebutuhan dan gaya hidup sehari-hari maksimal 35 persen, pos premi asuransi minimal 10 persen, dan pos tabungan masa depan minimal 10 persen dari pendapatan per bulan.

Namun, Rista menggarisbawahi bahwa tidak semua orang dapat menggunakan rumus pos pengeluaran yang sama seperti contoh tersebut. Sebab, kondisi keuangan setiap orang berbeda-beda.

"Sumber pendapatan, tingkat tanggungan, tujuan keuangan, dan pemahaman tentang keuangan tiap orang itu berbeda-beda. Jadi, membuat budgeting itu disesuaikan dengan kondisi masing-masing," lanjutnya.

Terkait mengatur pos pengeluaran yang menggunakan prinsip syariah, masyarakat dapat memanfaatkan fitur Kantong Jago pada Jago Syariah.

Baca Juga: Mengenal Layanan Jago Merchant yang Bantu Permudah UMKM Berbisnis

Untuk diketahui, Jago Syariah merupakan produk bank digital berbasis syariah dari PT Bank Jago Tbk. Lewat Kantong Jago, masyarakat dapat membuat beberapa “kantong” dana agar lebih mudah dalam membagi pos pengeluaran setiap bulan.

Nasabah bisa membuat hingga 40 kantong yang dapat disesuaikan dengan tujuan keuangannya, termasuk memisahkan dana pribadi, keluarga, dan usaha.

Fitur Kantong pada Jago Syariah.
Fitur Kantong pada Jago Syariah. Dok. Jago Syariah

  1. Atur dana untuk masa depan

Setiap manusia ingin hidup dengan aman, damai, dan tidak merasa kekurangan. Menurut Rista, keinginan tersebut merupakan salah satu sifat alami manusia.

Oleh sebab itu, dalam mengelola keuangan, tidak ada salahnya Kawan Puan mempertimbangkan dana yang dapat digunakan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan di masa depan. Dana tersebut dapat berupa tabungan, dana darurat, atau asuransi kesehatan dan jiwa.

Baca Juga: Kerjasama dengan Bank Jago, Bibit.id Luncurkan 3 Fitur Inovatif Ini

Dana darurat juga merupakan salah satu langkah pengelolaan keuangan yang ideal menurut piramida perencana keuangan.

Tak kalah penting, Rista juga merekomendasikan untuk mengumpulkan aset demi masa depan yang lebih terjamin. Namun, dalam prinsip keuangan syariah, pertimbangan memiliki aset harus sesuai dengan tuntunan agama.

"Kenapa asetnya harus berkah? Karena aset ini nanti akan kita kembalikan lagi untuk keluarga kita ke depan untuk tetap melanjutkan kehidupan," ujar Rista.

Investasi aset pun semakin mudah dengan Jago Syariah. Masyarakat dapat menghubungkan akun Jago Syariah dengan akun Bibit. Masyarakat dapat melakukan pembelian reksa dana di Bibit dengan cepat dan tanpa dikenakan biaya top up.

Baca Juga: Agar Investasi Lebih Mudah, Ini Cara Menghubungkan Aplikasi Bank Jago dengan Bibit.id

Masyarakat juga dapat memantau portofolio investasi secara langsung lewat Jago Syariah. Proses penarikan reksa dana pun dapat dilakukan dengan instan melalui fitur Redemption pada Jago Syariah.

  1. Pilih produk keuangan syariah yang tepercaya

Dalam mengelola keuangan berbasis syariah, Kawan Puan juga tentu harus mempertimbangkan produk keuangan syariah yang tepercaya. Salah satunya dengan memilih produk yang legalitasnya sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kalau kita memilih produk perbankan atau investasi yang berbasis syariah atau tradisional sudah pasti (harus) memiliki izin yang terdaftar di OJK, bukan yang abal-abal," jelas Rista.

Selain itu, bagi Kawan Puan yang ingin melakukan investasi syariah, harus tetap memperhatikan kelogisan dari manfaat yang ditawarkan produk tersebut.

Baca Juga: Asyik dan Nggak Ribet, Begini Cara Arisan Online Lewat Aplikasi Jago

"Logis artinya harus masuk akal. Misalnya, (mau) investasi Rp 10 juta, lalu diiming-imingi return-nya Rp 100 juta. Enggak mungkin," kata Rista.

Menanggapi pernyataan Rista, Head of Sharia Digital Product Bank Jago Nur Fajriah Rachmah mengatakan, produk-produk perbankan di bawah naungan Jago Syariah diatur sesuai dengan syariat Islam dan telah diawasi oleh OJK Syariah.

"Jadi, (pengawasan dari OJK Syariah) ini memastikan bahwa apa pun yang dilakukan Jago Syariah sejalan dengan fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI)," kata Nur.

Jago Syariah pun menawarkan layanan perbankan digital Syariah dengan fitur yang lengkap.

"Bisa dikatakan, kita bank digital syariah yang memiliki fitur lengkap dan ekosistem yang kuat. Saat ini Jago Syariah telah terhubung dengan Gojek dan Bibit. Karena layanan sudah digital, kalo misalkan buka rekening enggak perlu datang ke bank, mau pesan kartu enggak perlu ke bank. Mau cetak buku tabungan atau rekening koran juga bisa dalam bentuk e-Statement. Semuanya bisa dilakukan melalui aplikasi," tandas Nur.

Penulis:
Editor: Sheila Respati