Sulit Berkonsentrasi Bisa Jadi Kondisi Brain Fog, Ini Gejala dan Penyebabnya

Anna Maria Anggita - Minggu, 30 Oktober 2022
Gejala dan penyebab brain fog yang salah satunya ditandai dengan kesulitan konsentrasi.
Gejala dan penyebab brain fog yang salah satunya ditandai dengan kesulitan konsentrasi. Dzmitry Dzemidovich

Parapuan.co Brain fog atau kabut otak merupakan gangguan kognitif di mana seseorang akan merasa sulit berkonsentrasi dan fokus, bahkan susah mengingat suatu hal.

Dilansir dari Verywell Mind, terdapat gejala kabut otak yang menyerang fungsi kognitif, antara lain:

- Sulit fokus

- Sulit mengingat hal-hal

- Kesulitan multitasking

- Susah mengikuti percakapan

- Merasa kesusahan memperhatikan lingkungan sekitar.

Penyebab Kabut Otak

Terdapat sejumlah faktor dan kondisi kesehatan yang memicu terjadinya brain fog.

Baca Juga: 4 Jenis Sayuran untuk Menjaga Kesehatan Otak Menurut Ahli Diet

Penyebab brain fog antara lain adalah:

- Kurang tidur

- Tingkat stres meningkat dan depresi

- Demensia

- Perimenopause

- Kondisi hormonal, seperti gangguan tiroid

- Gangguan kesehatan kronis, seperti multiple sclerosis

- Kekurangan nutrisi, seperti vitamin B12 B12.

Selain kondisi di atas, Covid-19 juga diketahui menjadi pemicu kabut otak. 

Baca Juga: Bisa dengan Main Games, Berikut 4 Kegiatan untuk Kebugaran Otak

Pasalnya, Covid-19 adalah kondisi yang menyebabkan peradangan di otak hingga memengaruhi neuron, sehingga bisa menimbulkan kondisi kabut otak.

Di samping itu, gangguan kesehatan mental seperti stres dan kecemasan selama pandemi juga secara tidak langsung menyebabkan brain fog.

Tips Mengurangi Kabut Otak

Ada berbagai langkah untuk mengurangi kondisi kabut otak, mulai dari:

- Cukup tidur

- Mencoba hal baru yang belum pernah dilakukan

- Belajar fokus dan disarankan menghindari multitasking karena dapat menurunkan produktivitas

- Meditasi dan olahraga secara teratur

- Tetap aktif secara sosial.

Di samping itu, jika mengalami kabut otak akibat gangguan medis atau mental, maka terimalah pengobatan dari tenaga profesional.

Pastikan berbagai tips di atas dilakukan agar kondisi kabut otak tidak memperburuk kemampuan kognitif.

Baca Juga: Serupa Tapi Tak Sama, Kenali Beda Demensia dan Penyakit Alzheimer

(*)

Sumber: Verywell Mind
Penulis:
Editor: Rizka Rachmania

Benarkah Tertawa Baik untuk Menjaga Kesehatan Mental? Ini Penjelasannya