Waspada! Ini Ciri Beras Oplosan yang Kini Banyak Beredar di Masyarakat

Saras Bening Sumunar - Senin, 14 Juli 2025
Ciri beras oplosan yang perlu diwaspadai.
Ciri beras oplosan yang perlu diwaspadai. SharafMaksumov

Parapuan.co - Sebagai salah satu makanan pokok yang dikonsumsi setiap hari oleh mayoritas masyarakat Indonesia, beras memiliki peran yang sangat vital dalam menjaga asupan gizi dan energi tubuh.

Namun, di balik tampilannya yang putih bersih dan tampak menggiurkan saat dimasak, tidak semua beras yang beredar di pasaran memiliki kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi. 

Beberapa pedagang nakal terkadang mencampurkan beras asli dengan beras oplosan demi meraih keuntungan lebih besar. Praktik curang ini bisa membahayakan kesehatan karena beras oplosan tidak hanya berasal dari campuran jenis beras yang berbeda, tetapi juga bisa melibatkan penggunaan zat kimia berbahaya atau beras lama yang diolah ulang agar terlihat seperti baru.

Oleh karena itu, sebagai konsumen yang cerdas dan peduli terhadap kesehatan keluarga, Kawan Puan perlu memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengenali ciri-ciri beras oplosan agar tidak menjadi korban dari ulah oknum yang tidak bertanggung jawab.

1. Aroma Beras Terasa Aneh atau Bau Menyengat

Salah satu indikator paling mudah untuk mengenali beras oplosan adalah melalui penciuman. Jika kamu mencium aroma beras yang tidak sedap, terlalu menyengat, atau bahkan seperti bahan kimia (misalnya bau pemutih atau pewangi buatan), maka kamu patut curiga.

Beras yang diolah ulang atau dicampur dengan zat kimia berbahaya biasanya memiliki bau yang tidak wajar, berbeda jauh dari aroma alami beras yang segar dan khas.

2. Warna Beras Tidak Merata

Beras asli umumnya memiliki warna putih gading atau agak kekuningan tergantung dari jenis dan proses penggilingannya. Namun, beras oplosan sering kali terlihat terlalu putih mencolok, bahkan mengkilap secara tidak natural.

Baca Juga: Beras Merah Bisa Diolah Menjadi Nasi Goreng, Berikut Resep dan Caranya

Hal ini bisa jadi disebabkan oleh pemutihan buatan menggunakan zat kimia. Selain itu, jika kamu melihat warna beras yang tidak merata ada butir yang putih bersih bercampur dengan butir yang kekuningan atau keabu-abuan. Ini bisa menjadi tanda bahwa beras tersebut telah dioplos dari berbagai jenis dan kualitas yang berbeda.

"Kalau saya sarankan ke masyarakat, mulai sekarang jangan (beli) beras yang terlalu putih karena beras yang masih biasa, masih mengandung dedak, terdapat nutrisi-nutrisi yang bagus untuk makanan baik, seperti yang dilakukan di negara-negara maju," ujar Ahli Teknologi Industri Pertanian, IPB University, Profesor Tajuddin Bantacut, seperti dikutip dari Kompas.com.

3. Tekstur Terasa Kasar, Pecah, dan Tidak Konsisten

Beras asli biasanya memiliki tekstur yang seragam dan tidak mudah hancur saat ditekan. Sebaliknya, beras oplosan sering kali terdiri dari campuran butir pecah, patah, dan kasar.

Tekstur yang tidak konsisten ini menjadi indikasi bahwa beras tersebut mungkin berasal dari sisa-sisa penggilingan atau beras lama yang dicampur ulang. Saat kamu memegang segenggam beras dan merasakannya di tangan, perhatikan apakah ada butir-butir beras yang mudah hancur atau terlalu keras seperti plastik.

4. Tidak Dikerubungi Kutu

Sama halnya dengan nasi, beras juga seharusnya tidak tahan disimpan dalam jangka waktu panjang hingga berbulan-bulan. Lewat dari sebulan saja, beras asli yang disimpan di rumah seharusnya sudah dikerubungi oleh kutu beras.

"Kalau beras disimpan lama dan tidak ada kutu berasnya, itu justru mencurigakan," tambahnya.

Baca Juga: Selain Beras dan Bumbu Dasar, Ini Bahan Makanan yang Wajib Ada di Dapur

(*)